Mohon tunggu...
Euis Yani
Euis Yani Mohon Tunggu... Guru - Euis Yani

Euis Yani seorang guru SD Gemilang Mutafannin yang sedang belajar memperbaiki diri supaya lebih manfaat dan seorang istri dan seorang ibu dari dua orang anak calon pemimpin orang-orang yang bertakwa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Daging untuk Nenek

5 April 2022   15:05 Diperbarui: 5 April 2022   15:35 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepertinya uang untuk membeli daging kurang sedikit lagi, mungkin besok Dani akan berusaha lagi, untuk hari ini cukuplah, besok Dani akan ke Pasar lagi, setelah berjualan menjajakan gorengan buatan Nenek yang enak, gurih dan renyah kata Dani.

Dani pulang dengan hati senang, semoga besok hari terakhir ramadan Dani bisa membelikan daging untuk Nenek. Semangat Dani menggebu-gebu. Sesampainya di rumah Nenek menunggunya dengan hati cemas, Nenek Irah merasa tidak enak badan karena seharian tadi batuknya tidak berhenti-henti, dan sedikit  dadanya terasa sesak. Pas melihat Dani, semua sakitnya hilang, datang rasa bahagia yang tak terkira melihat cucu semata wayangnya pulang dengan selamat.

Keesokan harinya, Dani membawa barang dagangan yang sudah disediakan Nenek. Rencananya setelah itu Dani barulah pergi ke pasar. Uangnya sudah cukup sekarang untuk membeli daging sapi satu kg, berikut bumbu semur kesukaan Nenek. Dani memilihkan daging terbaik untuk Nenek, daging paha yang cocok buat semur ataupun rendang, pasti akan gampang empuk kalau dimasak. Dani pintar sekali memilih dagingnya, tangannya lincah dan matanya berbinar bahagia.

Dani setengah berlari pulang, ia ingin segera menemui Nenek dan menyerahkan daging untuk Nenek Irah. Betapa terkejutnya hati Dani, dari kejauhan terlihat kerumunan di rumah Neneknya, ada bendera kuning, tanda ada kematian di sekitar berdirinya bendera kuning tersebut. Badan Dani lemas, air matanya tak kuasa ia tahan, sambil berlari ke rumah Nenek, hampir saja ia menubruk pa RT yang ada di depan pintu, mengatur para pelayat untuk dengan keringatnya terjatuh di samping Nenek.
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.
Tangan pa RT mengusap kepala Dani , "Nek Irah sudah ga sakit lagi, sabar ya Dan, disini banyak yang sayang Dani". Dani mengusap air matanya yang terus keluar tak bisa ditahan.
Semua bayangan, kenangan bersama Nek irah bermunculan, bergantian. Berkelebat saat Dani merayakan kelulusan sekolah SD, hanya Nek Irah lah yang selalu ada untuknya. Teman-teman yang lain sungkeman kepada kedua orang tuanya, tapi Dani bahagia bersyukur masih ada Nenek yang mengucapkan dan mendoakan kelulusannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun