Mohon tunggu...
Euis Sri Nurhasanah
Euis Sri Nurhasanah Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Blogger, perayap teks, penyuka buku, film, & jalan-jalan. Blog saya yang lain: www.isrinur.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Sharing Tips Menulis (Berita) dari Kang Pepih Nugraha

8 Juli 2015   15:16 Diperbarui: 8 Juli 2015   15:16 1931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Praktikal => Hal-hal praktis yang disampaikan (kelanjutan dari berita faktual).
Sebagai implikasi dari berita faktual, kita menyampaikan apa yang boleh & tidak dilakukan. Menulis dengan pendekatan praktikal memberikan pemahaman, pengetahuan kepada pembaca untuk melakukan atau tidak melakukan suatu hal. Misalnya menuliskan tips praktis yang berhubungan dengan suatu kejadian faktual.

3. Intelektual => memberi pengetahuan dari apa yg kita tahu atau belum kita tahu kepada pembaca. Jika kita belum tahu, kita perlu mencari literatur/berbagai sumber.

4. Emosional => Bagaimana kita menggerakkan emosi pembaca. Pendekatan emosional ini yang paling banyak digunakan, karena lebih mengena, menyentuh dari orang ke orang. Apalagi tulisan cerpen & novel (fiksi).

5. Spiritual => Mengajak orang untuk bangkit, semangat, tidak terpuruk (down). Seperti lilin, yang tak seberapa menerangi, namun jika ditempatkan di gua gelap, manfaatnya begitu terasa. Seperti bintang di langit. Panasnya tidak akan sampai ke bumi, namun cahaya yang disampaikannya dapat menerangi jiwa yang tengah kelabu. Tulisan dengan pendekatan spiritual lahir dari fenomena yang diresapi. Kalau mau menulis tulisan seperti ini, jiwa kita sendiri yang harus diasah. Misalnya dengan ibadah, membaca, dll. Kosongkan dulu hati dari iri dengki, baru diisi oleh kebaikan-kebaikan. Kalau tak dikosongkan dulu, nanti campur aduk. Tulisan seperti ini bicara dari hati ke hati. Religiusitas itu ada di setiap orang, bahkan ateis sekalipun.

Agar lebih kebayang, berikut contoh beberapa judul tulisan berita yang dimuat di kompas.com yang ditulis dari berbagai pendekatan. Topik beritanya sama, mengenai jatuhnya pesawat Air Lines MH17, namun masing-masing isi dan arahan tulisannya berbeda. Meski hanya judul, kita bisa membayangkan isi beritanya, atau silakan sekalian googling langsung :D.
*Contoh pendekatan faktual: "Pesawat Malaysia Airlines #MH17 Jatuh di Ukraina". => Fakta-fakta penting yang diceritakan di dalamnya.
*Contoh pendekatan praktikal: "SBY Instruksikan Maskapai Indonesia Hindari Perbatasan Ukraina dan Rusia". => Hal praktis yang disampaikan terkait fakta jatuhnya MH17.
*Contoh pendekatan intelektual: "Analisis Mengapa Pesawat #MH17 Tertembak Rudal Militer". => Memberi tahu rudal seperti apa, dst).
*Contoh pendekatan emosional: 1). "Pilot #MH17 yang Jatuh di Ukraina Berencana Naik haji Tahun Ini". 2). "Ganti Pesawat, Pebulu Tangkis Belanda Keturunan Indonesia Selamat dari Kecelakaan #MH17".
*Contoh pendekatan spiritual: 1). "Kemenlu Buka Posko untuk Keluarga Korban Malaysia Airline #MH17". 2). "Istri Gus Dur Doakan Korban Malaysia Airlines #MH17".

Dalam menulis berita, kita tentu familiar dengan rumus klasik berikut.
5W1H: Who-What-Where-When-Why-How
So What gitu loh...? Terus apa? Lanjutkanlah ke pendekatan-pendekatan penulisan berita. 5W1H itu sebagai bahan menulis berita (the news that we can use!). Selanjutnya bagaimana bahan itu dituliskan, gunakan pendekatan penulisan berita yang dipilih.

Berita bentuknya Piramida Terbalik (tidak berlaku untuk fiksi). Secara berurutan dari atas ke bawah ditempati oleh lead, body, dan ekor. Sebuah berita dikatakan bernilai jika ada unsur berikut:

  • Curiosity (rasa ingin tahu, tidak cuek, peduli, tanggap, tergerak)
  • Skeptic (ragu. Betulkah begitu faktanya?)
  • Observation (Curiosity + spkeptic = observation). Cek & ricek kebenarannya.
  • Change (amati perubahan perilaku & fenomena => tren).
  • Compare (amati & bandingkan => melahirkan investigative report).

Istilah nose for news merupakan gabungan dari curiosity, skeptic, comparison, observation, & change. Nilai berita terdiri atas adanya unsur importance (penting), interesting (menarik), dan prominence (misal orangnya terkenal sehingga layak jadi berita).
***

[caption caption="Mbak Wardah Fajri dari tim Kompasiana turut hadir dari Jakarta"]

[/caption]

Keinginan Vs Ketakutan dalam Menulis

Di luar soal teknis dalam menulis, ada satu hal yang menjadi penekanan dalam menulis: kita menulis hal yang bermanfaat untuk orang lain. Adapun persoalan mengenai penerimaan pembaca atau tulisan yang memicu perdebatan emosional, Kang Pepih menegaskan bahwa bahasa adalah kesepakatan. Kata-kata itu tak bermakna, tergantung bagaimana orang menafsirkan. Perlu diperhatikan bahwa yang dimaksud pendekatan emosional dalam menulis itu adalah yang menyentuh hati. Bukan sekadar marah-marah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun