Mohon tunggu...
Eugenia Naomi
Eugenia Naomi Mohon Tunggu... Lainnya - Product Marketing Specialist | Political Graduate | Urban and Housing Studies Enthusiast

Hanya menulis tentang pengetahuannya mengenai isu sosial dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Yesus, Marxisme dan Feminisme

18 Juni 2023   20:32 Diperbarui: 26 Juni 2023   09:09 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keempat, mereka juga memperhatikan bahwa banyaknya peraturan hukum yang sangat mengatur sikap dan perilaku perempuan, sehingga hal tersebut dianggap tidak adil terhadap perempuan dalam penggambaran kitab-kitab samawi. 

Namun, saya menyadari ketika saya mempelajari Perjanjian Baru dalam alkitab, sedikit banyak saya tergugah dengan penggambaran perempuan di dalam kitab ini. Setidaknya, saya meyakini bahwa perjanjian ini berusaha menaikkan derajat perempuan dengan kemunculan beberapa karakter perempuan hebat seperti Maria, ibu Yesus. 

Narasi mengenai perempuan pun menjadi lebih positif dibandingkan dalam perjanjian sebelumnya dengan adanya konsep pemulihan, pengampunan, dan kasih yang mencakup semua orang, tanpa memandang gender. Perjanjian Baru ini nampaknya memberikan ilham baru bagi umat Kristiani untuk memandang perempuan dengan cara yang lebih baik dibandingkan sebelumnya, terlebih karena Yesus berhasil memberikan peran yang signifikan kepada perempuan dalam pelayanan-Nya, dan murid-murid perempuan seperti Maria Magdalena dan Maria, ibu Yakobus, tercatat dalam kisah-kisah Injil.

Yesus mengajarkan nilai kesetaraan dan martabat semua individu di hadapan Allah. Ia menunjukkan perhatian khusus terhadap perempuan dalam masyarakat yang pada saat itu sering kali dianggap rendah. Ia berinteraksi dengan perempuan secara terbuka, menghormati mereka, dan memperhatikan masalah-masalah yang mereka hadapi. Tak bisa diabaikan, pengajaran dan tindakan-Nya yang membebaskan dan memberdayakan individu, termasuk perempuan, mendorong empati kuat seorang feminis seperti saya dalam memandang keberpihakan Yesus terhadap kelompok perempuan.

Ia menghadapi norma dan tradisi sosial yang menindas perempuan pada zamannya dan menentangnya, seperti hukuman melempar batu kepada para perempuan yang dicap "pelacur". Secara tegas, Ia mengkritik pemberian hukuman tersebut dengan menekankan sikap bahwa tak ada yang pantas menghakimi seseorang lebih dari Tuhan, bahkan Tuhan sekalipun tak pernah menghakimi manusia lebih dari manusia itu sendiri. Ajaran-ajaran Yesus tentang cinta, belas kasihan, dan keadilan sosial inilah yang mendasari nilai-nilai feminisme, setidaknya dalam diri saya sendiri.

Itulah mengapa saya begitu terinspirasi dengan penokohan Yesus, bisa dibilang saya ngefans banget dengan cara penginjilan-Nya. Yesus berhasil menunjukkan kepada saya bahwa rasa keberpihakan seharusnya bukan hanya sekedar nyangkut di buah pemikiran saja, melainkan kita mampu mengejawantahkannya sebagai aksi nyata. Dengan kata lain, Yesus bertindak bukan hanya sekadar mencetuskan premis-premis keilmiahan. Ibarat kata, bagus ketika kita memiliki cara pandang untuk berpihak pada kelompok miskin dan perempuan yang tertindas, tetapi lebih dari itu, mempercayai Yesus berarti saya juga dituntut untuk bertindak karena spirit Kristiani adalah perbuatan.

Sebagaimana yang ditekankan dalam alkitab, iman tanpa perbuatan hakikatnya mati. Maka, mengidentifikasi diri sebagai seorang dengan pemikiran kritis feminis tanpa berbuat apapun hakikatnya omong kosong belaka. Itu sebabnya, saya ingin terus berupaya melakukan yang terbaik untuk mengubah tatanan sosial masyarakat yang masih memarjinalkan masyarakat miskin dan perempuan. Semua itu saya lakukan juga untuk memuji dan memuliakan Yesus sebagai sosok yang saya idolakan sampai saat ini. Tuhan memberkati...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun