Saya ingin senantiasa mampu beristigfar ketika deraan kesulitan itu datang. Kondisi pandemik ini juga menjadi ujian kesabaran yang luar biasa. Saya harus sabar ketika ada pembatasan di sana sini hingga tak leluasa untuk berjualan dan daya beli masyarakat menurun. Saya pun harus mampu bersabar ketika situasi ini masih serba tak pasti.
Sementara itu, syukur adalah mampu mengingat Alloh SWT disaat lapang. Syukur harus diwujudkan melalui tiga hal yaitu hati, lisan dan perbuatan. Semua harus sinkron. Tak lagi ada, lisan berucap syukur tapi hati masih tak menerima kenyataan. Begitupun sebaliknya.
Apalagi Alloh SWT berjanji akan melipatgandakan nikmat hambanya yang mampu bersyukur. Terlihat mudah dilakukan tapi tak jarang syaitan mampu menggoda saya untuk lupa.
Ramadan tahun ini semoga saya mampu menjadi pribadi yang bersyukur. Meskipun tak bisa mudik, alhamdulillah, saya dan keluarga besar dalam kondisi sehat. Pun saya ingin menjadi pribadi yang sabar. Meskipun omset jualan menurun, alhamdulillah masih bisa makan.
Saat Ramadan seperti ini saat yang tepat melatih diri untuk senantiasa mengingat Alloh SWT. Melalui ibadah ritual seperti puasa, sholat, dan tadarus. Maupun ibadah sosial seperti sedekah dan zakat.
Semoga Alloh SWT mengabulkan harapan saya dan harapan kita semua. Aamiin YRA.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI