Untungnya saat itu saya berada di Bali. Di mana Aqua memiliki ekosistem daur ulang botol plastik. Jadi, sampah dari kemasan air yang saya minum tadi langsung dikumpulkan dan dibawa ke unit bisnis recycled milik Aqua.
Penggunaan Kemasan Botol Plastik
Alexander Parkesh barangkali tak pernah menyangka. Jika temuannya berupa cikal bakal plastik modern menjadi masalah besar ratusan tahun kemudian.
Sifat plastik yang tahan lama, ringan, dan terjangkau memang telah memudahkan manusia dalam berbagai urusan. Kemasan plastik muncul dalam berbagai bentuk, peralatan kesehatan seperti alat suntik juga memakai bahan plastik. Termasuk botol minuman kemasan.
Botol plastik untuk minuman kemasan biasanya dibuat dari bahan polyethylene terephthalate (PET). Bahan plastik jenis ini transparan alias tembus pandang. Botol plastik berbahan PET biasanya digunakan untuk botol air mineral, jus dan lain-lain.
Makin hari penggunaan botol plastik makin masif. Seiring pertumbuhan industri minuman kemasan. Data Asosiasi produsen minuman botol yang dimuat di media merdeka.com menyebutkan jika penjualan produk botol minuman meningkat dari 12,8 miliar liter pada tahun 2009 menjadi 23,1 miliar ditahun 2014.
Lihat saja rak-rak penjualan minuman kemasan di warung, toko, minimarket maupun supermarket, variasi jenis dan merek minuman makin banyak. Ada air mineral, teh, kopi, susu, jus, minuman berkabonasi, bahkan minuman herbal.
Namun dibalik mudah dan murahnya penggunaan plastik, sifatnya yang tak mudah diurai justru menjadi sumber masalah di abad ini.
Sampah plastik menjadi awet di muka bumi. Makin lama makin banyak dan menumpuk. Memenuhi daratan, sungai bahkan laut.
Menurut data Sustainable Waste Indonesia yang dikutip BBC Indonesia, konsumsi botol PET tiap tahun secara nasional sebesar 350.000 ton. Dari jumlah tersebut botol yang berhasil dikumpulkan kembali sebesar 216.047, sementara sisanya mencemari lingkungan.
Tingginya angka botol yang tidak terkumpul harus menjadi pekerjaan rumah para stakeholder. Hal tersebut bisa dilakukan dengan membangun ekosistem daur ulang seperti yang dilakukan oleh Danone Aqua di Bali.