Perlahan mereka mengakui bahwa mengikuti tren life style nggak ada habisnya. Tapi justru sebaliknya semakin mau lagi dan lagi seperti kecanduan. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang terlibat utang. Titik inilah yang kemudian saya jadikan contoh untuk mengingatkan kembali pentingnya merencanakan keuangan masa depan. Maklumlah bukankah semakin banyak gaya maka semakin tinggi pula tekanannya.
Perlu dicermati, semua orang di manapun pasti menginginkan hidup mapan di hari tua—gantinya masa depan. Begitu pula dengan saya dan suami, saya benar-benar bersyukur bahwa suami sangat memahami hal ini sejak menikah. Berbanding terbalik dengan saya, bagi saya urusan masa depan ya urusan nanti. Apalagi sekarang ini kita memasuki jaman di mana serbuan life style semakin tak terbendung. Nampaknya lebih banyak orang yang terbawa arus ketimbang melawannya.
Slogan mengencangkan ikat pinggang saja masih belum cukup, harus dibarengi dengan tutup mata dan telinga. Butuh ketaatan dan keketatan jika Anda ingin merencanakan keuangan. Karena tanpa sadar masyarakat Indonesia bisa menjadi masyarakat konsumerisme, tempat jualan paling menyenangkan bagi Negara lain. Bukankah hal ini sudah terjadi ? Buktinya saja Indonesia sudah menjadi Negara yang memiliki mal ( Pusat Belanja ) terbanyak di dunia, melebihi Negara-negara maju. *weleh-weleh sambil geleng-geleng kepala.
Saya senang pada akhirnya saya bisa mentaati rambu-rambu berkat bimbingan dari suami. Jika tidak, mungkin saya sudah menjadi orang miskin se Indonesia atau bahkan bangkrut. Setelah saya berani meninggalkan dunia life style, saya kemudian diarahkan untuk merencanakan keuangan. Di samping itu saya juga merasakan bangkitnya sifat matre dalam arti positif. Buktinya saja, saya langsung semangat mendengar suami mengiming-imingi keuntungan secara materi.
Dalam hal perencanaan keuangan, suami pula yang mengajarkannya pada saya. Saya diberi pilihan tentang perencanaan keuangan, semisal : tabungan atau investasi. Suami sih bilang kalau mau menabung pilih bank yang bisa dipercaya untuk menyimpan dana. Sejauh ini sudah banyak ko bank yang menjadi anggota LPS ( Lembaga Penjamin Simpanan ). Secara awam yang saya ketahui tentang LPS yaitu menjamin simpanan nasabah. Jadi jika terjadi sesuatu pada bank di mana kita menyimpan uang, maka LPS lah yang akan menjaminnya. Dengan begitu dana yang tersimpan akan aman tapi tentu saja dengan mengikuti ketentuan. Untuk lebih jauhnya silakan kunjungi websitenya LPS di www.lps.go.id.
Investasi = Life style
Mungkin para pembaca akan bilang,"Wow…ekstrem banget yah teori keuangannya ?" Banged ( pinjam bahasa kekinian ). Tapi hasilnya saya harus bilang WOW…WOW…WOW...! Saat ini saya dan suami sudah tidak memiliki penghasilan tetap sebagai pegawai. Kami sedang menikmati bagaimana investasi bekerja pada kami. Dengan kata lain kehidupan kami saat ini bergantung pada investasi yang dulu kami simpan. Dan enam bulan lalu waktu suami harus menjalani operasi dengan biaya cukup besar, saya juga tidak terlalu pusing mencari biayanya. Investasi yang kami miliki sanggup membayar biaya pengobatan suami.
Sekarang saya sudah menemukan cakrawala baru yaitu dengan menjadikan investasi sebagai gaya hidup/life style. Hal tersebut bukan lagi sesuatu yang cuma diniatkan saja, tapi lebih dari itu. Dengan menjadikan investasi sebagai life style maka akan terbentuk sebuah pemikiran bahwa saya atau Anda akan melakukannya. Setiap saat bahkan setiap hari, bukankah setiap hari kita juga berkecimpung dengan life style ? Penggunaan gadget, adalah contoh nyata bahwa kita tidak bisa meninggalkannya. Gadget beserta kelengkapannya merupakan life style yang butuh dihidupi. Karena sebenarnya yang terpenting itu bukan gadgetnya keren atau tidak tapi pulsa/kuotanya ada atau tidak. Untuk apa punya gadget bagus kalau nggak ada pulsa internetnya ? Percuma tho ?
Memulai investasi juga nggak rumit ko, mulailah dari yang paling Anda pahami. Saran saya buat pemula sih beli aja emas berupa koin/batang ya bukan perhiasan, nilainya juga beragam. Yang penting saat untuk memulai memang jangan terlalu umit dan itung-itungan. Kita kan mau mengubah mindset dulu, setelah itu tercapai baru deh dilanjutkan ke lebih besar.