Dalam kedudukan rasio tersebut, Bravo mengendalikan hanya 0,51 gol per pertandingan. Dirinya berada di urutan ke tiga dalam urusan rasio kebobolan Liga Spanyol. Sedangkan dua kandidat lain ada Victor Valdes yang memiliki rasio kebobolan 0,5 gol per pertandingan pada musim 2010 – 2011, tapi dengan catatan tampil sebanyak 32 kali. Urutan rasio tertinggi dipegang oleh Paco Liano, kipper milik Deportivo La Coruna denga mencapai angka rasio kebobolan 0,47 kali pada musim 1993 – 1994.
Begitulah pencapaian dari seorang penjaga mistar yang dikagumi oleh banyak lawan maupun penggemar.
Selain nomor punggung 1 Bravo juga kerap memakai nomor punggung 13, terutama untuk pertandingan di luar timnas Chile. Kegigihan dan kepiawaiannya mengakomodir rekan-rekannya baik dalam timnas maupun klub mengantarkan Bravo menjadi yang terbaik. Pencapaian yang baru saja diraihnya dalam ajang Copa Amerika 2015 kemarin merupakan prestasi kesekian kalinya. Nama besarnya akan terus dicatat dalam sejarah dunia sepakbola, sesuai dengan namanya Bravo alias “yang terbaik”. Bravo…Bravo…Bravo…!
etybudiharjo.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H