Kebahagiaan dan kebebasan dimulai dengan pemahaman yang jelas tentang suatu prinsip. beberapa hal berada dalam kendali anda dan beberapa hal tidak
-Epictetus
Pada dasarnya setiap orang menginginkan kehidupan yang tenang dan bahagia, dan untuk mencapai hal tersebut, ada berbagai prinsip hidup yang harus diterapkan dan prinsip stoikisme merupakan salah satunya.
Dalam bahasa yunani, Stoikisme  disebut stoics atau stoics, yang merupakan aliran filsafat Yunani kuno yang didirikan oleh Zeno dari Citium pada awal abad ke-3 SM.
Stoikisme merupakan filosofi kuno yang menekankan pengendalian diri, ketenangan batin, dan penerimaan terhadap hal-hal di luar kendali kita.
Berakar pada ajaran filsuf Yunani kuno seperti Epictetus, Seneca dan Marcus Aurelius, prinsip Stoikisme telah menjadi pedoman banyak orang dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.
Jadi, Menurut paham stoikisme, kita hanya bisa mengatur diri kita sendiri melalui perilaku dan tindakan kita sendiri, bukan pengaruh eksternal (diluar kendali kita).
Filosofi stoikisme sebetulnya sudah terkenal di Indonesia dan menjadi mantra untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup. aliran ini cukup populer di kalangan anak muda. Namun untuk menerapkan prinsip tersebut dapat dikatakan masih minim.
Berikut beberapa prinsip stoikisme yang dapat diterapkan agar hidup lebih tenang:
1. Menerima Hal-Hal yang Tidak Dapat Kita Kendalikan
Stoikisme mengajarkan kita agar fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan sambil menerima dengan lapang dada hal-hal yang tidak dapat kita hindari. Ini membantu menghindari kekhawatiran dan membuat kita tidak bahagia dalam keadaan yang berada di luar kendali kita.
Sehingga kita perlu menyadari apa yang bisa kita kendalikan dan apa yang tidak bisa kita kendalikan. Hal ini memungkinkan kita untuk fokus pada kegiatan yang dapat meningkatkan kehidupan kita. Jangan terjebak dalam kekhawatiran yang tidak perlu terhadap hal-hal yang berada di luar kendali kita.
2. Ketekunan dalam Pengendalian Diri
Salah satu pilar utama dalam prinsip stoikisme yakni pengendalian diri. Hal ini membutuhkan kesadaran akan perasaan dan tindakan seseorang serta kemampuan untuk menahan diri dari reaksi impulsif. Tindakan mengendalikan diri dapat membantu kita menghadapi masalah dengan lebih tenang dan rasional.
3. Menghargai Kehidupan Sesuai dengan Alam
Stoikisme mengajarkan kita untuk hidup selaras dengan alam dan menghargai apa yang kita miliki dalam hidup. Hal ini mencakup menghargai proses alami perubahan dan ketidakpastian serta menyadari bahwa kebahagiaan sejati datang dari dalam diri kita sendiri, bukan dari faktor eksternal (luar kendali kita).
Dengan menerima kenyataan yang datang secara alamiah, kita dapat melepaskan rasa frustrasi dan berkonsentrasi pada masa depan.
4. Belajar dari Kesalahan dan Kegagalan
Dalam stoikisme, kesalahan dan kegagalan dipandang sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Sebaliknya, kita diharapkan untuk menerimanya sebagai bagian alami dari kehidupan dan menggunakan pengalaman ini untuk tumbuh menjadi versi diri kita yang lebih baik.
5. Hidup Saat Ini Dengan Bijak
Stoikisme menekankan pentingnya hidup pada saat ini serta menghargai segala hal yang kita miliki saat ini. Artinya kita mengamalkan rasa syukur serta kesadaran akan keberadaan kita di dunia ini dan menghargai hubungan kita dengan sesama.
Dengan menerapkan prinsip Stoikisme dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menemukan kedamaian dan ketenangan batin yang lebih besar. Terlepas dari tantangan yang kita hadapi, sikap stoikisme membantu kita menghadapinya dengan pola pikir positif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI