Selain itu, bertindak sebagai pengawas TPS juga membutuhkan ketenangan dan keterampilan kepemimpinan dalam situasi yang mungkin dapat menimbulkan ketegangan atau kontroversial/konflik.
Salah satu pengalaman saya pada pemilihan kemarin ketika terjadi perdebatan di TPS antara pemilih, anggota KPPS dan salah satu orang saksi soal menggunakan HP saat pencoblosan atau membawa HP ke dalam ruang TPS. Dengan pendekatan yang tenang dan obyektif, saya mampu meredakan situasi dan menjamin kelancaran proses pemilu kembali
Menjadi Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) tidaklah mudah. Pengawas TPS harus siap berada di TPS dari pagi hingga malam atau hingga penyelenggara dalam hal ini KPPS menyelesaikan tugas mereka dalam TPS, memastikan pemungutan suara berjalan lancar dan sesuai aturan yang berlaku. Dan saya adalah salah satu pengawas TPS yang melaksanakan tugas tersebut.
Hal ini mencakup verifikasi identitas pemilih, pemantauan pemungutan suara, dan penghitungan suara hingga setelah pemungutan suara ditutup. Pengalaman bekerja sebagai pengawas TPS juga membuka mata saya akan pentingnya partisipasi aktif dalam proses demokrasi.
Usai pemungutan suara, saya langsung bergegas memastikan absen terhadap DPT yang datang untuk memilih. Demi memastikan jumlah yang datang memilih harus sesuai dengan nama yang ada di DPT dan sesuai jumlah model C Pemberitahuan yang telah disebarkan.
Kemudian sebanyak 33 surat suara di palang termasuk surat suara persen atas kesepakatan KPPS dan saya sebagai pengawas TPS.
Kemudian dilanjutkan dengan pengawasan penghitungan suara yang dilaksanakan pada jam 13.30 -- 22.00 WIT. Saya tetap siap di tempat walaupun dihantam lelah karena semalam kurang tidur. Pada akhirnya proses perhitungan suara berjalan dengan lancar dan hasil data dinding sesuai dengan jumlah pemilih pada pemungutan.
Tidak hanya itu saya terus melakukan pengawasan hingga diselesaikannya segala bentuk dokumen dan atau administrasi yang menjadi persyaratan dalam mendukung proses pemungutan dan perhitungan suara oleh penyelenggara dalam hal ini KPPS. Misalnya pengecekan data dinding, pembuatan berita acara, pembuatan surat serah terima dan lain-lain.
Walaupun dengan segala kelelahan dan mengantuk yang menyerang akibat kualitas tidur yang kurang efektif, saya tetap melaksanakan pengawasan di TPS saya (TPS 02) dengan baik dan lancar.Â
Bahkan kami satu-satunya TPS yang menyelesaikan pemungutan dan penghitungan suara yang paling tercepat di antara TPS yang lainnya di desa wamkana padahal TPS kami merupakan TPS dengan jumlah DPT terbanyak.
pada akhirnya KPPS sebagai penyelenggara dan saya sebagai pengawas merasa senang karena telah sama-sama berhasil dalam mensukseskan pemilihan pada tahapan pemungutan dan penghitungan suara hingga segala perlengkapan administrasi pendukung dengan baik.