Mohon tunggu...
Etti Kurnia
Etti Kurnia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa disalah satu kampus swasta Si DIY menempuh semester 3 Diprogram studi Ilmu Hukum Saya suka membaca artikel,berita berita terkini,karna bagi saya banyak membaca adalah senjata utama bagi anak hukum yang harus dituntut bisa berpendapat kritis terhadap suatu masalah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Agama dalam Mempertahankan Tradisi Rebo Bontong di Suku Sasak

26 Juni 2023   22:50 Diperbarui: 26 Juni 2023   23:25 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"salamun aulan mirrobirrahim" dibaca sebanayak 313 kali 

3). Setelah selesai berdoa maka Kiyai atau tokoh agama yang memimpin doa tadi akan mengambil air minum yang akan dibagi-bagikan kepada warga masyarakat. Sebelumnya air tersebut sudah di jampi-jampi (dibacakan doa) dengan cara menulis rajah (tulisan Arab kuno) di atas daun mangga, kemudian daun tersebut dimasukkan kedalam selao (Priok tanah) yang sudah diisi dengan air, setelah itu barulah air tersebut dibagi-bagikan kepada warga setempat untuk diminum.

4). Setelah pembagian air barulah acara terakhirnya adalah masyarakat bersama-sama dengan Kiyai atau pemuka agama pergi kepantai dengan membawa sobekan-sobekan AL-Qur'an yang telah dikumpulkan sebelumnya di Musholla ataupun di Masjid, Kemudian sobekan-sobekan AL-Qur'an tersebut di bakar dan di ambil abunya, setelah abunya diambil kemudian dimasukan kesebuah wadah kemudian baru dibawa ke 

tengah laut untuk di buang.Dalam upacara Tetulak Tamperan terdapat nama/jenis tetulak yang di butuhkan sekaligus di rangkaikan dalam upacara Rebo Bontong yang sakral di mana di dalamnya terdapat sesajen dan peralatan simbol-simbol yang di gunakan dalam proses pelaksanaan tradisi Rebo Bontong antara lain dimana makna simbol-simbol yang di gunakan dalam tradisi Rebo Bontong sebagai berikut: 

(1) Membuat ongsongan, wadah ini terbuat dari bambu dan batang pisang dan dibuat pagar memakai kain warna kuning makna simbol dari warna kuning: adalah melambangkan kebesaran dan kewibawaan dan kemegahan serta kekuasaan serta payung yang memakai kain putih makna simbolik payung yang memakai kain putih adalah kesucian artinya tidak boleh memiliki fikiran ataupun tingkah laku yang buruk. Dalam ongsongan tersebut diisi dengan nasi kuning makna simbolik dari 

nasi kuning yaitu warna kuning melambangkan rezeki, kelimpahan, kemakmuran dan nasi 

putih adalah kesucian, ditaruhkan telur tujuh butir dan diisi pula dengan tujuh macam 

jajanan dan tujuh macam buah-buahan dan maknanya adalah persembahan berupa hasil 

bumi masyarakat, tidak pula ketinggalan ketupat sebanyak 44 biji dan tikel sebanyak 44 

biji makna simbolnya adalah sebagai pengganti sesembahan tumbal yang berupa 44 ayam 

kepada penguasa lautan. Ongsongan ini akan di hanyutkan bersamaan dengan kepala 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun