"salamun aulan mirrobirrahim" dibaca sebanayak 313 kaliÂ
3). Setelah selesai berdoa maka Kiyai atau tokoh agama yang memimpin doa tadi akan mengambil air minum yang akan dibagi-bagikan kepada warga masyarakat. Sebelumnya air tersebut sudah di jampi-jampi (dibacakan doa) dengan cara menulis rajah (tulisan Arab kuno) di atas daun mangga, kemudian daun tersebut dimasukkan kedalam selao (Priok tanah) yang sudah diisi dengan air, setelah itu barulah air tersebut dibagi-bagikan kepada warga setempat untuk diminum.
4). Setelah pembagian air barulah acara terakhirnya adalah masyarakat bersama-sama dengan Kiyai atau pemuka agama pergi kepantai dengan membawa sobekan-sobekan AL-Qur'an yang telah dikumpulkan sebelumnya di Musholla ataupun di Masjid, Kemudian sobekan-sobekan AL-Qur'an tersebut di bakar dan di ambil abunya, setelah abunya diambil kemudian dimasukan kesebuah wadah kemudian baru dibawa keÂ
tengah laut untuk di buang.Dalam upacara Tetulak Tamperan terdapat nama/jenis tetulak yang di butuhkan sekaligus di rangkaikan dalam upacara Rebo Bontong yang sakral di mana di dalamnya terdapat sesajen dan peralatan simbol-simbol yang di gunakan dalam proses pelaksanaan tradisi Rebo Bontong antara lain dimana makna simbol-simbol yang di gunakan dalam tradisi Rebo Bontong sebagai berikut:Â
(1) Membuat ongsongan, wadah ini terbuat dari bambu dan batang pisang dan dibuat pagar memakai kain warna kuning makna simbol dari warna kuning: adalah melambangkan kebesaran dan kewibawaan dan kemegahan serta kekuasaan serta payung yang memakai kain putih makna simbolik payung yang memakai kain putih adalah kesucian artinya tidak boleh memiliki fikiran ataupun tingkah laku yang buruk. Dalam ongsongan tersebut diisi dengan nasi kuning makna simbolik dariÂ
nasi kuning yaitu warna kuning melambangkan rezeki, kelimpahan, kemakmuran dan nasiÂ
putih adalah kesucian, ditaruhkan telur tujuh butir dan diisi pula dengan tujuh macamÂ
jajanan dan tujuh macam buah-buahan dan maknanya adalah persembahan berupa hasilÂ
bumi masyarakat, tidak pula ketinggalan ketupat sebanyak 44 biji dan tikel sebanyak 44Â
biji makna simbolnya adalah sebagai pengganti sesembahan tumbal yang berupa 44 ayamÂ
kepada penguasa lautan. Ongsongan ini akan di hanyutkan bersamaan dengan kepalaÂ