Sementara itu Korten  dalam Herman (2019)  menyampaikan faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan  dikelompokkan dalam dua kategori yakni faktor internal dan faktor eksternal.Â
Faktor internal merupakan faktor dari dalam komunitas yang berpengaruh dalam program partisipasi masyarakat. S
edangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar komunitas, dan ini akan meliputi dua aspek. menyangkut system social politik makro dimana komunitas tersebut berada.
Bisa dikatakan bahwa kondisi internal anggota Kelompok berupa semangat dan keinginan dari anggota untuk terlibat dalam kegiatan kelompok disertai dorongan dari unsur pemerintahan desa setempat menjadi salah satu unsur yang diperhitungkan dalam mewujudkan partisipasi. Kekuasaan pemerintahan desa terjadi karena adanya dukungan warga masyarakat, timbal baliknya ketika elit desa mendorong kegiatan warganya.Â
Perhatian dan dukungan dari pemerintah desa sangat mempengaruhi gerak partisipasi para anggota kelompok sehingga akan sangat tampak ketika ke dua unsur tersebut saling berkolaborasi .Â
Sedangkan kondisi external yang cukup mempengaruhi berupa kegiatan sosialsisai, frekuensi dan kualitas interaksi pendampingan dari petugas. Sosialisasi merupakan tahap awal mengenalkan kegiatan supaya masyarakat menjadi tahu informasi yang benar dari sumber yang tepat.Â
Dengan disertai kuantitas pertemuan yang berkelanjutan dalam konteks pendampingan akan mendekatkan petugas dengan masyarakat anggota kelompok tani. Namun dari Disisi yang lain kesibukan para anggota kelompok yang berbeda menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi terutama dalam hal kehadiran.
Partisipasi dalam implementasinya adalah proses yang dijalankan secara bertahap, step by step, memegang peranan penting dalam suksesnya kegiatan pemberdayaan. Cohen and Uphoff (1980) dalam papernya "Participation's Place in Rural Development" menjabarkan tahapan partisipasi yaitu tahap pengambilan keputusan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap menikmati hasil.
Dalam hal ini anggota kelompok tani dihadapkan sebagai pelaku utama kegiatan yaitu subyek yang menjalankan peran partisipasinya mulai dari perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan kegiatan, evaluasi hingga menikmati hasil.Â
Keterlibatan anggota dalam setiap tahapan kegiatan akan menghidupkan organisasi, membangun semangat dan memunculkan optimisme dalam kelompok. Efek lain yaitu tumbuh jiwa memiliki, peduli dan bertanggungjawab pada kegiatan kelompok menjadi nilai positif dalam membangun pemberdayaan.Â
Pendampingan yang serius oleh pemerintah dan pihak terkait dengan memaksimalkan di setiap tahapan partisipasi dan juga penekanan kegiatan pemberdayaan pada faktor-faktor yang mempengaruhi akan memperkuat dasar tumbuhnya partisipasi anggota kelompok sehingga akan mempermudah keberlanjutannya.