Mohon tunggu...
Etis Nehe
Etis Nehe Mohon Tunggu... -

Memperhatikan, Merasakan, Memikirkan, Merenungkan, Menuliskan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemimpin Berotak Jeroan [Ere Mbetu’a Ebua, Ere Mbetu’a Asolo]

17 September 2015   14:39 Diperbarui: 17 September 2015   14:39 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Etis Nehe

Oi wa ere ombalöwa, iwa e…
(Semua cuma imam/pemimpin pinjaman, saudaraku…)
Oi ere ni wawalö…
(Semua cuma imam/pemimpin pinjaman)
Ere mbetu’a ebua, iwa e…
(Imam/pemimpin ‘jeroan’ [lambung babi])
Ere mbetu’a asolo…
(Imam/pemimpin ‘jeroan’ [usus besar babi]
Andre ni ilania abuso ya
(Yang dia tahu/yang penting dia kenyang)
Yamagõ gaö wa siwara-wara
(Urusan rakyat, biarkan saja mereka [kelaparan]

Album : Ngenu-Ngenu ‘Hilifalagö’, Vol. 4
Pencipta : B. Telaumbanua & T. Harita
Vocal : B. Telaumbanua & T. Harita
Produksi : Sorai Tano Niha

Kami memiliki beberapa rekaman lagu Nias dalam bentuk video compact disc (VCD). Umumnya lagu-lagu lama atau paling baru sekitar 5 tahun lalu. Ada yang saya beli langsung ketika sedang di Nias maupun memesan melalui saudara di sana.

Sudah beberapa bulan terakhir, kami rutin memutarkan lagu-lagu itu. Bermula dari anak kami yang kedua, Raphael, yang baru berusia tiga tahun, entah kenapa, setiap kali mau makan (sarapan, makan siang dan malam), selalu meminta agar perangkat DVD/VCD player dan TV diaktifkan. Nah, di awal kebiasaan baru itu, kebetulan istri saya memutarkan lagu-lagu Nias itu. Hitung-hitung, sebagai bentuk edukasi, memperkenalkan Nias, tanah leluhurnya, kepadanya sejak dini. Akhirnya jadi keterusan. Setiap kali mau makan, Raphael akan meminta salah satu dari kami untuk mengaktifkan DVD player.

Setelah beberapa bulan berjalan, ternyata Raphael mulai ‘hafal’ beberapa lagu itu. Baik nada maupun potongan-potongan gambarnya. Terutama bila video latarnya menampilkan gerakan-gerakan lucu dan menarik seperti atraksi maluaya (tari perang khas Nias) dan maena (tari massal khas Nias) serta aksi makhluk hidup seperti bunyi kokok ayam dan penampakan rombongan anjing dalam lagu Mame Asu (Berburu) yang diciptakan seniman besar dari Nias Selatan almarhum Hikayat Manaö yang dinyanyikan oleh grupnya, 9 Sanora.

Kami pun akhirnya ikut-ikutan akrab kembali lagi dengan lagu-lagu Nias. Beberapa VCD lagu yang sudah lama tak diputar, akhirnya teringat lagi, dicari lalu diputarkan.

Nah, salah satunya adalah album “Ngenu-Ngenu Hilifalagö”. Dinyanyikan oleh
B. Telaumbanua & T. Harita yang juga jadi vokalisnya. Di album itu, juga ada Yenny Laia, salah satu penyanyi asal Nias Selatan.

Ngenu-ngenu biasa juga diartikan senandung. Ini tidak sama dengan bernyanyi pada umumnya yang dalam bahasa Nias disebut manunö. Ngenu-ngenu ini lebih pada tuturan sajak atau kata-kata puitis yang dilagukan. Ngenu-ngenu ini sifatnya ekspresi personal yang biasanya dinyanyikan ketika sedang sendiri, saat sunyi, kadang dengan nada lirih. Berisi perenungan, pergulatan batin mengenai realitas kehidupan, ekspresi isi hati yang tulus dan apa adanya, ungkapan keluhan, kepedihan, kritik, kata-kata wejangan, kebijaksanaan, filosofi hidup hingga doa dan harapan. Bisa juga dilantunkan lebih dari satu orang secara berbalasan seperti halnya berbalas pantun, namun dengan nada yang khusus.

Album volume ke-4 itu tidak berbeda jauh ketika lagu-lagu itu pertama kali menyapa masyarakat Nias ketika saya masih usia Sekolah Dasar (SD), lebih 20 tahun yang lalu dalam bentuk kaset/pita. Ada beberapa improvisasi, khususnya pada musik pengiring dan penambahan kata-kata ngenu-ngenu yang baru. Karena kini dalam bentuk video, tentu saja ada wajah penyanyinya dan juga latar belakang berupa potongan video di beberapa tempat di Pulau Nias.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun