Makna yang tersirat di balik bentuk dan aspek isi dari kata teks nyanyian Ngeria adalah makna konotatif. Dari teks di atas, teks nyanyian Ngeria tidak menggambarkan artian yang sebenarnya, melainkan dengan menggunakan makna tambahan. Terutama di bagian “O beru Sibo, kubalbal ko” yang memiliki arti bahwa beru Sibo bukanlah nama orang dalam artian sebenarnya, melainkan sebuah penggambaran dari batang pola yang akan disadap.
Aspek Lingkungan (Planet)
Aren termasuk dalam suku Aracaceae (pinang), batangnya tidak berduri, tidak bercabang, tingginya bisa mencapai 25 meter dan diameter batang bisa mencapai 0,5 meter. Tangkai daun lontar dapat mencapai panjang 1,5 meter, panjang tangkai daun dapat mencapai 1,45 meter, lebar 7 cm dan bagian bawah daun terdapat lilin. Masyarakat pada umumnya sudah lama mengenal pohon aren sebagai pohon yang dapat menghasilkan bahan untuk industri kerajinan.
Hampir sebagian dari hasil tanaman tersebut dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomis. Bagian fisik pohon aren yang digunakan, seperti akar (untuk pengobatan tradisional), batang (untuk berbagai peralatan dan tepung), aren (untuk bahan bangunan atap), daun (terutama daun muda untuk pembungkus dan pengasapan), sebagai serta hasil produksinya berupa buah dan nira dapat dimanfaatkan sebagai makanan dan minuman.
Aren dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 1.400 mdpl, pada berbagai agroekosistem dan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan tumbuh. Namun tumbuh paling baik pada ketinggian 500-700 mdpl dengan curah hujan lebih dari 1200-3500 mm/tahun. Kelembaban tanah dan curah hujan yang tinggi mempengaruhi pembentukan tajuk daun tanaman aren. Untuk pertumbuhan dan pembuahan, tanaman aren membutuhkan suhu 20-25 0C. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah pegunungan, lembah, dekat sungai dan banyak dijumpai di hutan.
Aspek Sosial Budaya (People)
Suku Karo adalah suku yang mendiami dataran tinggi Sumatera Utara tepatnya berada di Kabupaten Karo. Suku Karo memiliki sapaan khas yaitu “Mejuah-Juah” yang secara harafiah diartikan sebagai ucapan damai sejahtera, ucapan sehat-sehat bagi masyarakat Karo yang bertemu. Pada umumnya masyarakat Karo yang berada di Tanah Karo masih memegang erat adat dan budaya yang mereka yakini memberi kekuatan didalam melanjutkan kehidupannya. Adat dan budaya itu kemudian mengintegrasikan masyarakat Karo kepada suatu hubungan kekeluargaan yang sangat baik. Adat dan budaya Karo kemudian membuat masyarakat Karo menyadari pentingnya menjaga kerukunan dan keharmonisan antar masyarakat suku Karo.
Dengan kondisi Geografis yang terletak di dataran tinggi, maka dalam kehidupan sehari-harinya masyarakat Karo bekerja untuk menghidupi diri dan keluarganya dengan cara bercocok-tanam,berdagang, dan juga beternak. Namun, ada juga dari masyarakat Karo yang bekerja dengan cara memanfaatkan pohon aren yang tumbuh didalam hutan dimana seluruh bagian dari pohonnya dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari seperti memanfaatkan buahnya untuk dijadikan kolang-kaling, daunnya bisa dijadikan sapu lidi, bisa juga dengan menyaring Nira yang berasal dari pohon aren. Kegiatan menyaring Nira yang dimana disebut dengan Ngeria pada masyarakat Karo.
Ngeria adalah kegiatan menyadap Nira yang berasal dari pohon Aren atau dalam bahasa Karo disebut sebagai Batang Pola, yang dilakukan oleh seseorang yang disebut dengan perpola oleh masyarakat karo. Ngeria yang dilakukan oleh perpola sebanyak dua kali dalam sehari, yaitu pada waktu pagi dan sore. Ngeria sendiri merupakan salah satu tradisi yang berasal dari suku Karo yang mengandung unsur-unsur musikal. Kegiatan ngeria atau erpola tersebut adalah suatu kebudayaan yang dimana prkatiknya menggunakan nyanyian yang berisikan lirik tentang kesengsaraan hidup. Dimana nyanyian tersebut adalah Tabas (nyanyian mantra), dimana nyanyian ini biasa dinyanyikan oleh Guru Sibaso. Selain itu Ngeria dilakukan masyarakat Karo sebagai kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan dahulu diketahui bahwa dahulu masyarakat Karo juga ada yang bergantung pada pohon aren ini, baik pada batang, daun, ijuk, dan paling utama Niranya.
Aspek Ekonomi (Profit)
Hampir semua bagian dari pohon aren dapat dimanfaatkan. Bagian-bagian dari pohon aren yang dapat dimanfaatkan juga bernilai ekonomi tinggi dan paling terkenal adalah Nira, Nira yaitu air yang berasal dari tandan bunga jantan yang disadap. Nira dapat diolah menjadi tuak, cuka dan gula aren. Tapi masyarakat karo dahulu banyak menjadikan air Nira yang keluar dari tandan diolah menjadi gula merah untuk dijual dan uangnnya untuk membayar hutang yang telah menumpuk. Namun sekarang air yang keluar dari tandan tersebut rata-rata telah diolah menjadi tuak dan langsung memfermentasikan airnya pada saat penampungan diatas pohon aren tersebut. Selain itu Ngeria dilakukan masyarakat Karo sebagai kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan dahulu diketahui bahwa dahulu masyarakat Karo juga ada yang bergantung pada pohon aren ini, baik pada batang, daun, ijuk, dan paling utama Niranya.