Mohon tunggu...
Etika AriyantiHidayat
Etika AriyantiHidayat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Sulawesi Barat

Traveling is one of my Favorite Hobbies

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Teknologi Penangkapan Bagan Perahu untuk Desa Tonyaman, Sulawesi Barat

27 Juni 2023   02:45 Diperbarui: 27 Juni 2023   03:10 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Dokumentasi pribadi (2023)

Masyarakat mandar khususnya di daerah Desa Tonyaman, Kabupaten Binuang Sulawesi Barat, hidup berdampingan dengan laut. Sehingga, mayoritas penduduk desa Tonyaman berprofesi sebagai nelayan dan menjadi sumber mata pencaharian utama masyarakat sekitar. 

Perkembangan teknologi bidang pemanfaatan sumberdaya perikanan pun berkembang sesuai dengan kemampuan masyarakat  dalam memanfaatkan sumberdayanya. Terlihat dari ragam jenis alat tangkap yang digunakan serta kapasitas kapal yang mereka miliki. Teknologi penangkapan yang saat ini berkembang pesat di Desa Tonyaman adalah alat tangkap bagan perahu. Ada beberapa alat tangkap bagan yang ditemukan di Tonyaman, seperti bagan tancap dan bagan bagan apung. Namun perkembangan alat tangkap bagan perahu mulai mempengaruhi keinginan nelayan Desa Tonyaman dalam peningkatan hasil tangkapan dengan teknologi penangkapan yang lebih mendukung.

Menunjang keberhasilan dalam bidang penangkapan, perkembangan teknologi yang diguanakan merupakan suatu hal yang wajar terjadi dikalangan nelayan, sebagai halnya di Desa Tonyaman. Alat tangkap bagan merupakan alat tangkap yang sangat banyak ditemukan di daerah ini, di mana pada awalnya masyarakat Tonyaman mengenal bagan tancap dalam operasi penangkapan ikan. Bagan tancap merupakan suatu alat tangkap yang bersifat menetap di suatu perairan, yang dioperasikan tidak jauh dari bibir pantai. 

Alat tangkap bagan ini pun dikenal secara umum sebagai alat tangkap jaring angkat (lift net), dimana dalam sistem pengoperasinnya jaring ini lah yang akan menjadi wadah target tangkapan dalam bentuk payung terbalik. Hasil tangkapan bagan pun sangat beragam, namun target utama dari alat tangkap ini yaitu ikan pelagis kecil yang bernilai ekonomi tinggi yaitu ikan teri, ada pun hasil tangkapan lainnya seperti ikan karang jika pengoprasian bagan dekat dengan daerah berkarang. Keberhasilan penangkapan suatau alat tangkap, khususnya bagan tidak lepas juga dari alat bantu yang digunakan yaitu lampu.

sumber: dokumentasi pribadi (2023)
sumber: dokumentasi pribadi (2023)

Peranan lampu dalam keberhasilan penangkapan sangatlah penting, hal ini dikarenakan ikan target bagan merupakan ikan dengan sifat fototaksis positif, yaitu ikan yang suka dengan cahaya. Namun tidak semua ikan akan mendekati bagan, hal ini disebabkan warna yang disukai oleh ikan berbeda beda. Bagan perahu yang menjadi alat tangkap unggulan di Desa Tonyaman, tidak memungkiri jika banyaknya hasil tangkapan selain dipengaruhi oleh letaknya suatu fishing ground juga dipengaruhi oleh jenis lampu yang digunakan. Tidak heran jika selain bagan perahu, seperti bagan tancap dan bagan apung akan bersaing dalam hal teknis penangkapan.

Perkembangan alat tangkap bagan perahu pun mulai mempengaruhi keinginan nelayan dalam meningkatkan hasil tangkapan juga pendapatan. Hal ini yang menyebabkan beberapa nelayan di Desa Tonyaman memilih menggunakan alat tangkap bagan perahu. Meskipun beberapa nelayan harus bertahan dengan alat tangkap yang lama yaitu bagan tancap. Faktor ekonomi dalam perkembangan penggunaan teknologi penangkapan ini sangat mempengaruhi kemampuan nelayan dalam memilki teknologi yang lebih mendukung dalam usaha perikanan tangkap.

Bagan perahu atau dikenal dengan boat lift net, merupakan alat tangkap yang proses penangkapannya menggunakan kapal sebagai alat tangkap yang dilengkapi dengan jaring dengan ukuran yang sama. Seperti yang dipaparkan Sudirman dan Malawa (2004) dalam kutipan Invanson, Sagala et al (2016) bahwa, Konstruksi alat tangkap bagan perahu ini terdiri dari jaring, bambu, pipa besi, tali temali, lampu dan kapal bermesin. Bagian jaring dari bagan ini terbuat dari bahan waring yang dibentuk menjadi kantong.

Bagian kantong terdiri dari lembaran-lembaran waring yang dirangkai atau dijahit sedemikian rupa sehingga dapat membentuk kantong berbentung bujur sangkar yang dikarenakan adanya kerangka yang dibentuk oleh bambu dan pipa besi. Penggunaan kapal pun berkisar antara 8 hingga 30 GT, tidak heran jika modal yang harus dikeluarkan harus besar, terlebih dalam mendukung operasional penangkapan.

Dilihat dari segi ekonomi atau pendapatan, hasil tangkapan bagan perahu lebih mendukung pendapatan nelayan dibandingkan bagan tancap atau pun bagan apung. Hal ini disebabkan karena lokasi penangkapan atau fishing ground lebih jauh dan dapat berpindah-pindah, sehingga bagan perahu bisa lebih banyak mengeksplore sumberdaya perikanan yang ada. Berkembangnya bagan perahu di desa Tonyaman berdampak menurunnya tingkat produktivitas beberapa alat tangkap di Desa tersebut. Selain karena perebutan lahan atau daerah penangkapan, pesatnya peningkatan bagan perahu menyebabkan menurunya hasil tangkapan kedua jenis bagan lainya.

Faktor ekonomi menjadi salah satu faktor penting nelayan dalam meningkatkan teknologi penangkapan yang digunakan. Meskipun, beberapa diantaranya tidak mampu membuat atau mengganti alat tangkap, tetapi mereka masih bisa ikut serta dalam pengoperasian bagan perahu sebagai ABK Kapal.

Pengoperasian bagan perahu secara operasional hampir sama dengan bagan tancap maupun bagan apung, namun letak fishing ground menjadi penentu keberhasilan banyaknya hasil tangkapan setiap alat tangkap, sehingga tak heran jika lokasi pemilihan daerah penangkapan oleh bagan perahu jauh dari bibir pantai, selain itu penggunaan bagan perahu mempermudah nelayan dalam mencari daerah penangkapan yang lebih potensial.

Banyaknya jumlah hauling dalam satu kali trip suatu alat tangkap juga menentukan jumlah hasil tangkapan serta pendapatan nelayan, khususnya bagan perahu. Hal ini membuat pemanfaatan teknologi penangkapan seperti bagan perahu sangat membantu nelayan Tonyaman dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan yang potensial. Selain meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, bagan perahu hadir sebagai teknologi yang harus dimanfaatkan keberadanya.

dokumentasi pribadi (2023)
dokumentasi pribadi (2023)

referensi: 

Sagala, Invanson, Isnaniah, Syofyan, Irwandi. 2016. STUDI KONSTRUKSI ALAT TANGKAP BAGAN PERAHU (BOAT LIFT NET)
30 GT DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) SIBOLGA KELURAHAN
PONDOK BATU KOTA SIBOLGA PROVINSI SUMATERA UTARA. Universitas Riau. Diakses Tanggal 26 Juni 2023:https://media.neliti.com/media/publications/202330-none.pdf.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun