Masyarakat mandar khususnya di daerah Desa Tonyaman, Kabupaten Binuang Sulawesi Barat, hidup berdampingan dengan laut. Sehingga, mayoritas penduduk desa Tonyaman berprofesi sebagai nelayan dan menjadi sumber mata pencaharian utama masyarakat sekitar.Â
Perkembangan teknologi bidang pemanfaatan sumberdaya perikanan pun berkembang sesuai dengan kemampuan masyarakat  dalam memanfaatkan sumberdayanya. Terlihat dari ragam jenis alat tangkap yang digunakan serta kapasitas kapal yang mereka miliki. Teknologi penangkapan yang saat ini berkembang pesat di Desa Tonyaman adalah alat tangkap bagan perahu. Ada beberapa alat tangkap bagan yang ditemukan di Tonyaman, seperti bagan tancap dan bagan bagan apung. Namun perkembangan alat tangkap bagan perahu mulai mempengaruhi keinginan nelayan Desa Tonyaman dalam peningkatan hasil tangkapan dengan teknologi penangkapan yang lebih mendukung.
Menunjang keberhasilan dalam bidang penangkapan, perkembangan teknologi yang diguanakan merupakan suatu hal yang wajar terjadi dikalangan nelayan, sebagai halnya di Desa Tonyaman. Alat tangkap bagan merupakan alat tangkap yang sangat banyak ditemukan di daerah ini, di mana pada awalnya masyarakat Tonyaman mengenal bagan tancap dalam operasi penangkapan ikan. Bagan tancap merupakan suatu alat tangkap yang bersifat menetap di suatu perairan, yang dioperasikan tidak jauh dari bibir pantai.Â
Alat tangkap bagan ini pun dikenal secara umum sebagai alat tangkap jaring angkat (lift net), dimana dalam sistem pengoperasinnya jaring ini lah yang akan menjadi wadah target tangkapan dalam bentuk payung terbalik. Hasil tangkapan bagan pun sangat beragam, namun target utama dari alat tangkap ini yaitu ikan pelagis kecil yang bernilai ekonomi tinggi yaitu ikan teri, ada pun hasil tangkapan lainnya seperti ikan karang jika pengoprasian bagan dekat dengan daerah berkarang. Keberhasilan penangkapan suatau alat tangkap, khususnya bagan tidak lepas juga dari alat bantu yang digunakan yaitu lampu.
Peranan lampu dalam keberhasilan penangkapan sangatlah penting, hal ini dikarenakan ikan target bagan merupakan ikan dengan sifat fototaksis positif, yaitu ikan yang suka dengan cahaya. Namun tidak semua ikan akan mendekati bagan, hal ini disebabkan warna yang disukai oleh ikan berbeda beda. Bagan perahu yang menjadi alat tangkap unggulan di Desa Tonyaman, tidak memungkiri jika banyaknya hasil tangkapan selain dipengaruhi oleh letaknya suatu fishing ground juga dipengaruhi oleh jenis lampu yang digunakan. Tidak heran jika selain bagan perahu, seperti bagan tancap dan bagan apung akan bersaing dalam hal teknis penangkapan.
Perkembangan alat tangkap bagan perahu pun mulai mempengaruhi keinginan nelayan dalam meningkatkan hasil tangkapan juga pendapatan. Hal ini yang menyebabkan beberapa nelayan di Desa Tonyaman memilih menggunakan alat tangkap bagan perahu. Meskipun beberapa nelayan harus bertahan dengan alat tangkap yang lama yaitu bagan tancap. Faktor ekonomi dalam perkembangan penggunaan teknologi penangkapan ini sangat mempengaruhi kemampuan nelayan dalam memilki teknologi yang lebih mendukung dalam usaha perikanan tangkap.
Bagan perahu atau dikenal dengan boat lift net, merupakan alat tangkap yang proses penangkapannya menggunakan kapal sebagai alat tangkap yang dilengkapi dengan jaring dengan ukuran yang sama. Seperti yang dipaparkan Sudirman dan Malawa (2004) dalam kutipan Invanson, Sagala et al (2016) bahwa, Konstruksi alat tangkap bagan perahu ini terdiri dari jaring, bambu, pipa besi, tali temali, lampu dan kapal bermesin. Bagian jaring dari bagan ini terbuat dari bahan waring yang dibentuk menjadi kantong.
Bagian kantong terdiri dari lembaran-lembaran waring yang dirangkai atau dijahit sedemikian rupa sehingga dapat membentuk kantong berbentung bujur sangkar yang dikarenakan adanya kerangka yang dibentuk oleh bambu dan pipa besi. Penggunaan kapal pun berkisar antara 8 hingga 30 GT, tidak heran jika modal yang harus dikeluarkan harus besar, terlebih dalam mendukung operasional penangkapan.
Dilihat dari segi ekonomi atau pendapatan, hasil tangkapan bagan perahu lebih mendukung pendapatan nelayan dibandingkan bagan tancap atau pun bagan apung. Hal ini disebabkan karena lokasi penangkapan atau fishing ground lebih jauh dan dapat berpindah-pindah, sehingga bagan perahu bisa lebih banyak mengeksplore sumberdaya perikanan yang ada. Berkembangnya bagan perahu di desa Tonyaman berdampak menurunnya tingkat produktivitas beberapa alat tangkap di Desa tersebut. Selain karena perebutan lahan atau daerah penangkapan, pesatnya peningkatan bagan perahu menyebabkan menurunya hasil tangkapan kedua jenis bagan lainya.