Mohon tunggu...
Bangau BeranjakDewasa
Bangau BeranjakDewasa Mohon Tunggu... -

Seorang laki-laki lulusan Teknik Informatika yang mencoba menggeluti bidang tulis menulis...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hanya Untukmu

18 Februari 2014   05:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:43 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Dokter Paul setuju kalau dia akan merahasiakan identitas gue sebagai pendonor matanya," jawab Ethan.

Citra lalu terdiam, sudah sejak satu minggu lalu semenjak Ethan mengetahui kecelakaan yang menimpa Silvy di hari menjelang pernikahannya menyebabkan kebutaan matanya. Ethan yang mengetahui itu lalu memutuskan akan mendonorkan matanya buat Silvy dengan syarat dirahasiakan identitasnya. Citra merasa tidak perlu repot-repot melarang Ethan untuk berpikir ulang. Sebagai sahabat karibnya, Citra sudah paham betul tentang Ethan yang keras kepala. Dia hanya berharap, Silvy pada akhirnya mengetahui seberapa besar cinta Ethan terhadapnya.

Mobil melaju pelan saat mendekati rumah Ethan. Begitu Ethan keluar dari mobilnya, mamanya langsung berlari memeluk dan menciumi Ethan.

"Mah, sudah hentikan. Malu tau," kata Ethan seraya menjauh dari jangkaun mama.

"Malu? Mama khawatir banget sama kamu. Kamu uda 2 bulan ini gak ada kabar," kata mama cemas. "Dan kenapa kamu kelihatan sakit, nak? Kamu kenapa? Apa kamu belum sembuh dari penyakitmu?"

Ethan melirik Citra, dan merasa bangga karena Citra ternyata tidak membocorkan rahasianya.

"Kita masuk dulu, ma. Ethan jelaskan di dalam," ajak Ethan.

Ethan dan Citra berjalan mengikuti mama ke dalam rumahnya.

"Ceritakan kepada mama, kemana kamu selama 2 bulan ini?" tuntut mama saat mereka telah duduk di ruang keluarga.

"Ethan ke bali, ma. Ethan mau sendiri aja," jawab Ethan.

"Kenapa kamu pengen sendiri? Kamu ada masalah?" tanya mama. "Dan mama masih heran kenapa kamu terlihat sangat pucat, nak. Bukankah selama ini kamu mengikuti terapi dan berjalan dengan sukses? Tapi kenapa kamu tampak lebih parah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun