"Tapi, mereka orang tua lo. Mereka harus tahu ini semua."
"Yup, mereka orang tua gue. Tapi, ini hidup gue. Dan gue gak mau nyusahin mereka," jawab Ethan kalem. "Gue akan pergi dan menetap di suatu tempat setelah ini. Mungkin ini pertemuan terakhir kita."
"Lo mau kemana?" tanya Citra.
"Ke tempat dimana gue dulu pengen hidup bersama Silvy jika gue menikah dengannya," jawab Ethan.
"Sepertinya itu uda keputusan bulat lo. Gue gak bakal ngelarang lo, gue uda kenal lo dan lo orang paling keras kepala yang pernah gue kenal. Segala nasihat dari gue serasa mental buat lo," canda Citra.
Ethan memeluk Citra tiba-tiba sambil berkata,"terima kasih lo mau jadi temen gue."
Kaget karena Ethan memeluknya tiba-tiba, Citra hanya membalasnya dengan membelai punggung Ethan.
"Begitu gue sampe di tempat tujuan gue, gue bakal ngehubungin lo," kata Ethan setelah melepas pelukannya.
"Lo mau pergi berapa lama?" tanya Citra.
"Gue akan kembali pada waktu yang tepat, gue janji. Selama itu, lo harus menyembunyikan hal ini dari semua orang," pinta Ethan.
Citra memandang Ethan, berharap itu hanya gurauan dia. Tapi, dia tidak menemukannya, hanya ada kesungguhan dan keteguhan di mata Ethan.