Malam itu aku duduk dalam temaram
Memandang bintang dalam hati yang kelam
Lama aku tak berbincang dengan bintang
Setelah aku menghabiskan jutaan malam untuk melanglang
Akhirnya malam ini menjadi tempat jiwaku beristirahat
Kupandangi wajah si bintang sejenak
Dia tersenyum
Dia tahu…jika aku duduk diam seperti ini pasti ada sesuatu yang ingin kuberitahu.
Aku mulai berbicara….
Bintang, kau tau kan aku berulang kali patah sayap…
Sayapnya tumbuh lagi…
Dan aku terbang lagi…
Dan beberapa waktu yang lalu patah lagi…
Dan kini tumbuh sedikit lagi…
Kau tau kan…kalau sayapku patah sakitnya luar biasa?
Mataku mulai berkaca-kaca…
Sayapku baru saja tumbuh…
Dan aku…aku takut kalau sayap ini patah lagi.
Karena rasanya sakit sekali…
Si bintang menghela napas… memegang pundakku sejenak.
“Kamu tau”…katanya.
“Saat sayapmu patah…Tuhan selalu membuatnya tumbuh lagi...dan saat setiap kali sayapmu berganti…kamu bisa terbang lebih tinggi lagi.”
Dan si bintang tersenyum lagi…lalu dia pergi tanpa permisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H