Rahma coba menghubungi kakaknya itu. Namun, selalu tidak tersambung. Tidak kehilangan akal, ia coba DM Instagramnya, lagi-lagi tidak ada respon. Ia coba hubungi kakaknya lewat twitter, telegram. Tapi lagi-lagi hasilnya nihil.Â
"Ya Alloh kemana Hilal?" Ibu Aminah mulai cemas. Apalagi hari ini adalah hari terakhir Ramadan, besok sudah lebaran.
"Aa kemana yach, kok semuanya nggak aktif!" Rahma juga heran.
Rasa khawatir mulai semakin melingkupi hati Ibu Aminah. Karena tidak biasanya anak sulungnya tidak menghubungi. Pikiran buruk terkadang melintas, tapi Aminah coba redam. Takut menjadi do'a.
Adzan magrib berkumandang, Aminah berkali-kali melihat layar ponsel. Namun, anak sulungnya belum juga menghubungi.
"Coba De, hubungi teman Aa, siapa tahu terhubung. Ibu shalat magrib duluan!" Aminah meminta.
"Iya Bu, Dede coba!" Jawab Rahma.
Walaupun shalat, pikiran Ibu Aminah tetap tertuju pada anaknya. Setelah shalat, berzikir, perempuan paruh baya itu. Mendokan dengan sepenuh hati agar anaknya tercinta selalu dilindungi Alloh Swt.
Takbir semakin bersahutan, setelah Isya berkumandang. Tapi, Hilal belum juga menghubungi. Ibu Aminah semakin cemas.
Daripada semakin khawatir, sambil menyiapkan ketupat, opor dan makanan lainnya. Aminah ikut melantunkan takbir, sambil meneteskan air mata. Merindukan anak lelaki yang dicintainya.
"Mah ini ada telepon, dari Aa Mah!" Rahma sedikit berteriak.