"I see it, Tia."
"Iman semestinya menaburkan benih-benih cinta ke bumi hingga tumbuh pohon-pohon damai yang meneduhkan jiwa. Tapi lihatlah kami, Steve, iman kami sedalam kulit, sebatas ayunan ujung celurit."
"Saya ikut berduka untuk negerimu, sekali lagi."
"Sudah berkali-kali kubilang, saya tidak memiliki negeri."
"Ya. Ya. Saya selalu lupa itu." Steve tertawa pelan. "Kamu warga dunia."
"Kalau Tuhan Mahakuasa, mengapa Ia perlu dibela? Tell me, Steve. Katakan sesuatu."
"Saya tidak mengerti, Tia. Apa maksudmu?"
"Oh. Mereka mengaku membela Tuhan."
"Mereka itu siapa?"
"Orang-orang yang membawa nama Tuhan untuk melakukan kekerasan."
"Mungkin..., ini pendapat saya saja. Mungkin justru mereka yang ingin berkuasa atas yang lainnya, lalu mengusung nama Tuhan untuk mengesahkan?"