Mohon tunggu...
Estrina Maya
Estrina Maya Mohon Tunggu... Psikolog - Grateful Hunter!

Adalah manusia yang mencintai kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengupas Perselingkuhan di Tempat Kerja dari Kacamata Neuropsikologi

1 September 2023   01:11 Diperbarui: 4 Oktober 2023   13:58 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

1. Menanamkan rasa cukup terhadap apa yang dimiliki. Sungguh perasaan cukup ini butuh intensi dan upaya yang tak tidak ringan. Perasaan cukup ini dapat mendongkrak kontrol diri. 

2. Perkuat tekad. Willingness atau kemauan/ niat / tekad yang kuat menjadi bekal utama untuk kita yang ingin berubah. Dalam dan berubah dan bergerak meninggalkan perilaku perselingkuhan, faktor internal berupa tekad menjadi bahan bakar  utama.

3. Panggil ingatan "kali pertama" yang membuat kita memutuskan untuk melabuhkan hati dan kontrak seumur hidup dengan pasangan kita. Temukan lagi, apa yang membuatnya berbeda dan eksklusif? di sana dapat kita temukan segunung hal positif yang dimiliki pasangan.

4. Pahami batasan diri, jika merasa diri kita adalah orang yang mudah iba, batasi menerima dan mendengarkan curhatan dari lawan jenis. Rasa iba membuat kita tergerak melakukan sesuatu yang lebih dan memberi pengayoman. 

Menceritakan secara mendalam juga dapat membangun kenyamanan yang tidak sehat. Berelasi secukupnya menjadi kunci. Ketika teman lawan jenis kita mengalami hal berat kita tetap dapat membantunya dengan mengarahkan kepada profesional (psikolog atau psikiater).

5. Selaku pasangan, kita dapat melakukan refleksi terkait hubungan yang kita jalani dengan saling memperbaiki, meningkatkan bonding dengan kembali menjadwalkan quality time berdua, melakukan aktivitas yang disukai bersama-sama, mengobrol hal-hal receh yang dapat membuat tertawa lepas. Ada hal lain? Tambahkan di komen yuk...pengen belajar dan saling berbagi dari pengalaman teman-teman juga.

6. Ketika terjadi masalah, yuk berlatih untuk menyelesaikan bersama, mengumpulkan resource berdua dan saling menguatkan, bukan dengan lari pada orang yang berbeda. Kita juga sangat boleh meminta bantuan pada profesional, terkadang kita butuh pihak netral untuk dapat melihat permasalahan kita dengan sudut pandang yang lebih jernih.

7. Sebagai rekan kerja, 1) stop melakukan kegiatan yang berpotensi melancarkan hubungan terlarang seperti memilih menyendiri dengan lawan jenis, menambah frekuensi komunikasi di luar jam kerja dll; 2) stop bercanda untuk memasang-masangkan rekan yang sudah saling berkeluarga dengan selain pasangannya dan 3) stop mendukung hubungan terlarang teman kita.

8. Sebagai Pimpinan, diharapkan agar lebih peka. Ketika pegawai terindikasi memiliki hubungan terlarang, Instansi dalam hal ini diwakili oleh Pimpinan dapat berkontribusi meminimalisir keberhasilan hubungan tersebut salah satunya dengan cara tidak menugaskan mereka dalam dinas ke luar kota. Mencoba melakukan pendekatan secara personal kepada pegawai terkait sebagai alternatif cara untuk mengingatkan atau menjadi bagian dari pembinaan.

9. Pemerintah. Regulasi sudah tertuang dengan manis. Pastikan aksi dan eksekusi dapat mengikuti.

10. Terakhir dan tidak kalah penting adalah Doa. Berdoa agar dimampukan melewati kerikil dan bebatuan hidup yang menantang langkah kita, dimampukan untuk menjaga hati dan merasa cukup atas apa yang kita miliki, dimampukan untuk menjadi pasangan yang saling menjaga dan setia. Amin...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun