Mohon tunggu...
Estrina Maya
Estrina Maya Mohon Tunggu... Psikolog - Grateful Hunter!

Adalah manusia yang mencintai kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengupas Perselingkuhan di Tempat Kerja dari Kacamata Neuropsikologi

1 September 2023   01:11 Diperbarui: 4 Oktober 2023   13:58 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahap ini merupakan tahap yang berbahaya. Tahap ini disebut juga tahap bonding atau keterikatan.  Hormon yang terlibat adalah hormone oksitosin dan vasopresin. Konsentrasi hormon oksitosin dan vasopressin dapat meningkatkan intensitas rasa cinta  yang dirasakan individu sehingga memperkuat keterikatan. 

Keberadaan kedua hormon ini akan memengaruhi perilaku sosial yakni keagresifan yang dapat membuat seseorang melakukan hal-hal di luar nalar. Jika seseorang sudah berada pada tahapan ini, maka hubungan menjadi lebih sulit untuk dipisahkan. Jadi berabe kalau terikatnya pada orang yang tidak seharusnya kan ya?

Dampak Perselingkuhan Secara Psikologis

Ketika dampak ini dapat dirasakan sebelum perselingkuhan terjadi, rasanya banyak orang yang akan berpikir ulang untuk melakukan hal ini. Sayangnya, yang namanya dampak selalu mengikuti peristiwa. Sayangnya lagi, efek merusak dari perselingkuhan ini menjadi salah satu bagian yang paling sulit untuk ditanganani dalam proses terapi dan memengaruhi beragam aspek hidup. 

Berikut implikasi perselingkuhan bagi pihak-pihak terkait :

Korban
Ketika terjadi perselingkuhan, unsur kepercayaan, harga diri dan rasa aman yang merupakan kebutuhan dasar manusia rusak. Secara lebih spesifik, pasangan yang dicurangi dalam hubungan tersebut sering mengalami berbagai tekanan emosional dan psikologis setelah perselingkuhan, seperti depresi, kecemasan, penurunan kepercayaan diri dan seksual, serta penurunan harga diri .

Pasangan yang terluka karena merasa terkhianati juga sering mengalami emosi marah, kecewa, ragu, merasa terhina, rasa malu dan seringkali membutuhkan intervensi klinis. Perlu diketahui bahwa pemulihan pasca pengkhianatan butuh waktu yang cukup lama.

Tidak hanya itu, secara fisiologis, pasangan yang dicurangi juga dapat merasakan berbagai keluhan fisik seperti kepala pusing, asam lambung naik, badan menjadi lemas, hipertensi serta sulit tidur. Perselingkuhan yang terjadi berulang rentan membuat pasangan mengalami kelelahan fisik dan emosional yang dapat berakibat lebih serius.

Pelaku
Beberapa penelitian mengungkapkan dampak perselingkuhan tidak hanya terdapat pada korban melainkan juga berefek terhadap pelaku. Seseorang yang tidak setia terhadap pasangannya didapati lebih banyak mengalami tekanan psikologis. 

Pelaku perselingkuhan melaporkan gejala depresi dan kesejahteraan yang lebih rendah daripada orang lain yang tidak melakukan perselingkuhan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya rasa malu, rasa bersalah terhadap pasangan serta rasa takut akan ketiadaan pengampunan dari pasangan yang telah ia khianati (Wilkinson dalam Saleha & Kurniasih, 2021). Belum lagi ancaman karir yang juga mungkin akan diperolehnya.

Anak-anak
Perselingkuhan yang terjadi dalam sebuah keluarga yang sudah memiliki anak dapat melemahkan kesehatan mental anak serta dapat membuat anak mengalami beban psikologis jangka panjang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun