Mohon tunggu...
Estrina Maya
Estrina Maya Mohon Tunggu... Psikolog - Grateful Hunter!

Adalah manusia yang mencintai kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Banyak Remaja Tergoda Pinjaman Online, Orangtua Bisa Apa?

27 Agustus 2023   07:47 Diperbarui: 28 Agustus 2023   05:01 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi paylater. (Dok. Shutterstock via KOMPAS.com)

Kebutuhan yang terus berkembang dan kondisi yang pas-pasan membuat tawaran pinjaman online nampak sangat menggiurkan. Pinjaman online hadir sebagai solusi instan yang menawarkan pencairan dana tanpa jaminan atau asset dengan proses cepat dan mudah. 

Pinjaman online ini dapat cair hanya dengan bermodal KTP (kartu tanda penduduk) dan swafoto. Transaksi atau akad yang terjalin antara peminjam dan pihak pemberi pinjaman juga dapat dilakukan tanpa harus bertemu secara langsung. 

Wow semakin mudah prosesnya semakin mempesona buat dicoba ya, terlebih saat kebutuhan menghimpit. Sebentar, kebutuhan atau keinginan? Ini perlu dipetakan lebih lanjut.

Melansir korantempo, pinjaman online terus meningkat pada tahun 2021. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menunjukkan hal serupa, bisnis pinjaman online berkembang sangat pesat di Indonesia, dengan kenaikan transaksi tahunan menjadi Rp 50,3 triliun per November 2022, atau meningkat sebesar 72,7% dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya. 

Betapa tidak, pinjaman online sangat mudah didapatkan. Iklan aplikasi pinjaman online dengan sejuta tawaran manisnya tertebaran dimana-mana. Asosiasi Fintech Pembelajaan Bersama Indonesia (AFPBI) melalui theconversation.com mencatat bahwa 60% pengguna pinjol adalah mereka yang berusia 19-34 tahun. 

Artinya, nasabah pinjaman online tidak terbatas bagi mereka di usia aktif atau para pekerja dan orang dewasa saja, namun remaja dan pelajar juga mulai banyak 'berteman' dengan pinjaman online. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 14 September 2021 memaparkan terdapat sekitar 219.824 orang remaja di bawah 19 tahun yang menjadi peminjam pinjol aktif (hai.grid.id, 2021). Bukan jumlah yang sedikit ya mengingat remaja sebenarnya belum memiliki kebutuhan dan tanggungan yang mendesak seperti orang dewasa atau orang yang telah berkeluarga. Namun nyatanya, banyak remaja yang menjadi customer pinjaman online.

Remaja, FOMO, dan Pinjaman Online

Akses informasi, kemudahan akses dan iklan menjadi salah satu penyebab ramainya peminat pinjaman online. Iklan pinjaman online yang bertebaran yang menjanjikan kemudahan pencairan menjadi jalan ninja bagi para remaja untuk melakukan transaksi. 

Tidak hanya itu, sepertinya para pemprakarsa pinjaman online memang pintar membidik massa. Mereka menyasar remaja sebagai makhluk yang sedang berada dalam fase abu-abu, fase transisi dari anak menuju dewasa yang memiliki banyak gejolak dan cenderung mudah dipengaruhi. 

Secara psikologis, remaja ibarat pesawat yang mengalami turbulensi. Gejolak yang luar biasa besar, perubahan di berbagai aspek yang ada dalam diri remaja baik dari aspek hormonal, fisiologis, emosional, sosial dan kognitif.

Remaja memiliki kebutuhan untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan besar yang terjadi pada dirinya. Dari berbagai perubahan tersebut, salah satu kebutuhan yang khas dan krusial dari masa remaja adalah tuntutan untuk pencarian dan pembentukan identitas diri (self identity). 

Identitas diri diartikan sebagai sebuah gambaran yang relatif spesifik dan stabil tentang diri (Went, 1992). Identitas diri mencakup atribut fisik, keanggotaan dalam sebuah komunitas, keyakinan, tujuan, harapan, nilai moral dan gaya hidup sosial (Ninin, 2007).

Menjadi sangat logis ketika remaja yang sedang butuh mengukuhkan identitasnya berusaha memenuhi harapan sosial (lingkungan pertemanan atau komunitas) dengan memanfaatkan kemudahan pinjaman online.

Fear of missing out (FOMO) atau suatu perasaan takut tertinggal juga membuat remaja seolah 'harus' mengikuti tren terkini juga menjadi kontributor kuat bagi remaja untuk mengesahkan aktivitas meminjam ini. 

Sayangnya, keharusan ini terkadang belum dilandasi pikiran logis. Keharusan dalam FOMO membuat remaja tidak dapat memetakan mana kebutuhan dan mana keinginan. 

Kontrol emosi dan cara pikir yang belum terbentuk dengan matang serta kurangnya literasi keuangan membuat remaja mengejar kemenangan singkat dari pinjaman online tanpa memperhitungkan resiko di belakang. 

Lebih membahayakan lagi, ketika remaja meminjam pada pinjaman online ilegal. Pada kasus pinjaman online ilegal, saat peminjam mengalami kredit macet, maka selain denda dengan bunga yang menjulang tinggi, serangan psikologis akan dialami. 

Pinjaman online ilegal biasanya akan melayangkan pesan penagihan pada keluarga dan lingkungan terdekatnya. Menyebar nama dan foto disertai kata-kata yang kurang pantas dan mendatangi lokasi kerja/rumah peminjam. Hal ini akan mengakibatkan peminjam merasa malu, stress, cemas,  takut sehingga peminjam cenderung menarik diri dari sosial. 

Stress berkepanjangan yang tidak berhasil dikelola terlebih ketika sumber masalah belum terselesaikan dapat berpotensi menjadi depresi atau gangguan mental berat lainnya. 

Tak jarang para peminjam yang terlilit pinjaman online ilegal memiliki pemikiran mengakhiri hidup (suicidal thought) dan bahkan sampai ke titik perilaku mengakhiri hidup.

Apa saja yang dapat dilakukan?

Peran Orangtua

Was-was dan kuatir sangat mungkin dirasakan, namun bergerak untuk mengantisipasi serta mencari altenatif solusi menjadi hal yang wajib diupayakan. Ada beberapa hal yang dapat orangtua lakukan.

1. Kembangkan komunikasi positif

Komunikasi menjadi jembatan yang esensial untuk menghubungkan kebutuhan anak dan orangtua. Latih keterbukaan anak dengan mengajaknya bercerita mengenai topik-topik ringan seperti, membahas hobi dan aktivitas pertemanannya. Dengarkan ceritanya dan coba untuk berempati dengannya. Sampaikan bahwa kita ada untuknya. 

Jika anak remaja sudah melakukan aktivitas meminjam tanpa sepengetahuan orangtua, dengarkan alasan dibalik perilaku meminjamnya kemudian ajak anak untuk bersama mencari jalan keluar. 

Sebagai orangtua, kita juga sangat boleh memberikan edukasi terkait kelebihan dan ancaman pinjaman online. Ingatkan bahwa pinjaman online juga dapat memengaruhi karir anak kedepan. 

Galbay atau gagal bayar pinjaman online membuat pelamar kerja gagal mendapatkan pekerjaan. Sebanyak lima orang lulusan baru gagal mendapatkan pekerjaan karena kredit macet (CNNIndonesia, 2023). Terkait ini, nanti kita bahas di tulisan selanjutnya ya, InsyaAllah.  

2. Libatkan remaja dalam menentuan keuangannya

Ajarkan literasi keuangan pada mereka. Hal ini penting dilakukan mengingat literasi keuangan merupakan salah satu essential life skills yang perlu dimiliki individu. Bisa dilatih dengan mengajak nonton film terkait pengelolaan keuangan lalu membedah filmya bersama. Mengajak diskusi tentang strategi pengelolaan uang yang sehat dan cara memprioritaskan sesuatu.

3. Ajarkan menunda kepuasaan (delayed gratification) melalui menabung

Penundaan kepuasan atau Delayed gratification merupakan kemampuan untuk menunggu atau menunda sesuatu yang bisa didapatkan saat ini/secara instan dengan tujuan meraih sesuatu yang lebih diinginkan di masa mendatang. 

Menabung dapat menjadi sarana menunda kepuasan. Memiliki kemampuan ini membuat remaja meningkatkan kontrol diri dengan tidak belanja konsumtif sehingga menjadi pemenuhan instan melalui pinjaman online. 

Pastikan, orangtua juga memberikan teladan untuk membudayakan menabung ya. Sebenarnya, menuliskan hal ini menjadi pengingat tersendiri buat penulis.

4. Kenali circle pertemanan remaja

Remaja identik dengan gaya pertemanan yang khas. Fase pencarian identitas membuat remaja menduplikasi perilaku yang ada di dalam kelompok pertemanan agar ia bisa diterima. Terkadang remaja  menyerap berbagai gaya hidup atau perilaku yang tidak hanya positif dalam lingkaran pertemanan, melainkan perilaku negatif juga. 

Dengan orangtua mengenali seperti apa lingkaran teman-teman remaja, membuat orangtua dapat mengambil langkah untuk melakukan pengingat serta mitigasi pada perilaku/gaya hidup remaja yang dinilai kurang pas.

Peran Remaja

Yuk para remaja, sebelum terlanjur menjadi nasabah pinjaman online, bekali diri dengan beberapa hal di bawah ini :

1. Pahami potensi diri dan petakan dulu tujuanmu. Memahami diri dapat membuatmu terhindar dari virus FOMO. Coba cek, apa tujuan meminjam kita? Untuk hal yang bersifat konsumtifkah atau produktif?. 

Mengetahui tujuan ini penting agar kita tidak terjebak pada perilaku hutang yang belum jelas cara pelunasannya serta menghindarkan kita dari efek psikologis yang mungkin muncul menjelang masa tempo pembayaran seperti cemas, bingung, takut, sulit tidur, kepala pusing, dll.

2. Tingkatkan literasi keuangan. Pahami pengelolaan keuanganmu, apa yang termasuk list kebutuhan dan mana yang "hanya" keinginan. Ketika memang kita butuh meminjam pinjol untuk missal membantu membayar biaya pendidikan, pilihlah layanan terpercaya dan terdaftar OJK. 

Lakukan identifikasi pinjol legal dan ilegal melalui WhatsApp OJK Official 081157157157. Bisa juga mengintip list pinjol ilegal di website OJK . Adapun untuk pinjol legal yang terdaftar dan berizin, bisa dicek di OJK di bit.ly/daftarP2PLending.

3. Ketika memiliki keluhan dan masalah, kamu sangat boleh bertukar pikiran dengan orang yang kamu percaya sehingga tidak terjebak pada belanja impulsif sebagai strategi pemecahan masalah. Seringkali, impulsive buyer merupakan mereka yang sedang mengalihkan stress yang dimiliki melalui belanja.

Demikian tadi, hal-hal yang dapat dilakukan untuk membersamai remaja kita. Yuk, sambut Indonesia Emas 2045 bersama remaja dengan menjadi pribadi yang memiliki pemahaman dan kontrol diri yang lebih baik serta kemampuan pengelolaan keuangan yang lebih sehat. Mulai dari diri sendiri dan keluarga, rasanya patut dicoba.

***

Referensi :

https://koran.tempo.co/read/ekonomi-dan-bisnis/464417/pinjaman-online-terus-meningkat

https://hai.grid.id/read/072950804/ratusan-ribu-remaja-terjerat-pinjaman-online-peminjam-biasanya-kena-tipu-permainan-pinjol

https://theconversation.com/bagaimana-pinjol-menjerat-anak-muda-lewat-mobile-games-205287

https://www.cnbcindonesia.com/market/20230824131021-17-465791/fresh-grad-gagal-dapat-kerja-karena-pinjol-ini-respons-ojk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun