Mohon tunggu...
Esti Maryanti Ipaenim
Esti Maryanti Ipaenim Mohon Tunggu... Jurnalis - Broadcaster, seorang ibu bekerja yang suka baca, nulis dan ngonten

Gaya hidup dan humaniora dalam satu ruang: bahas buku, literasi, neurosains, pelatihan kognitif, parenting, plus serunya worklife sebagai pekerja media di TVRI Maluku!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Soal Menjaga Tradisi, Bukan Soal Online atau Offline

13 Mei 2020   22:45 Diperbarui: 13 Mei 2020   22:49 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Kado Lebaran (floridaindependent.com)

"Tidak ada masyarakat tanpa tradisi." (Toyin Falola)

Kutipan Falola di atas mau saya caplok sejenak untuk tulisan hari ini.

Setiap bentuk peradaban mengasumsikan adanya peran untuk tradisi. Karena tidak ada momen budaya yang muncul dari kekosongan belaka. Contohnya tradisi mudik, sahur keliling, dan ngabuburit, yang pasti bisa ditelusuri asal-muasalnya.

Asal Usul Tradisi Kado Lebaran

Memberi dan menerima kado Lebaran juga bagi kebanyakan orang Indonesia sudah menjadi tradisi. Bahkan tradisi ini bisa ditelusuri asalnya hingga ke zaman penjajahan.

Ketika itu perempuan Indonesia tidak diperbolehkan untuk ikut ke medan perang karena dianggap terlalu berbahaya. Maka mereka pun diminta untuk tinggal di rumah. Namun semangat juang mereka yang tetap membara, memunculkan ide untuk tetap berjuang tanpa membahayakan diri mereka. Yakni dengan mengirimkan hantaran makanan untuk para pejuang di medan perang.

Hal ini dilakukan secara rutin selama masa penjajahan hingga kemerdekaan Indonesia mereka. Kebiasaan itu pun terus berlanjut di hari Lebaran dan Natal dengan memberikan makanan kepada keluarga para pejuang. Pengiriman makanan dikemas dalam bentuk kado atau parcel dan terus berkembang hingga sekarang.

Dari asal-usul yang diterima umum tersebut, bisa dilihat bahwa tujuan utama dari pemberian hantaran itu adalah wujud ikut membantu dan ungkapan terima kasih.

Sebagai perwujudan kedua hal itu, hantaran pada awalnya dibuat langsung dan bukannya barang jadi yang bisa dibeli.

Namun pada perkembangannya, membuat makanan hantaran untuk banyak orang dirasa sangat membutuhkan banyak energi. Hingga jasa pembuatan paket hantaran pun hadir membawa satu bentuk tradisi baru, tradisi belanja kado atau parcel lebaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun