Tetapi seperti yang saya sampaikan di artikel berjudul "Apakah Semua Akan Kembali Normal?", penglihatan kita tentang kondisi ekonomi yang hancur dan mata pencaharian yang hilang, mungkin saja adalah segala yang kasat belaka. Karena ada hal-hal yang perlu dilihat dengan mata batin, seperti solidaritas dan altruisme yang menggeliat.
Kalau saja kita mau menarik benang merah pandemi ini, Tuhan seperti sedang menguji betul sisi kedermawanan kita.
Berbagai pakar virologi telah mengungkapkan bahwa imunitas yang baik lah yang mampu menghalau virus ini, dan Tuhan telah mejawabnya dengan the power of sedekah.
Sedekah tidak hanya membahagiakan si penderma, tetapi juga menghubungkan kebahagiaan itu kepada orang yang menerima derma. Dengan kata lain, inilah "Connecting Happiness" . Kedua pihak berbahagia, keduanya mengalami lonjakan oksitosin. Yang satu karena empatinya, yang lain karena syukur nya.
Sedekahkan Yang Paling Dicintai
Beberapa dari anda pasti sudah mulai bertanya-tanya, lantas apa yang sudah saya lakukan sebagai bentuk sedekah saya selama masa pandemi ini?
Maka saya mengurutkan apa-apa saja yang berharga yang paling saya cintai. Ternyata saya mendapati bahwa akses akan informasi, pengetahuan dan  ilmu yang bermanfaat adalah hal paling berharga dan saya cintai.Â
Karena itu dalam masa-masa pandemi ini, upaya maksimal saya lakukan untuk tetap produktif membagikan itu semua, lewat kanal-kanal yang tersedia. Berbagi inspirasi adalah sedekah ala saya.
Sumber : Bersedekah Itu Menyehatkan OtakÂ
---
Catatan 15 Ramadan 1441 H