Mohon tunggu...
Esti Maryanti Ipaenim
Esti Maryanti Ipaenim Mohon Tunggu... Jurnalis - Broadcaster, seorang ibu bekerja yang suka baca, nulis dan ngonten

Menulis gaya hidup dan humaniora dengan topik favorit; buku, literasi, seputar neurosains dan pelatihan kognitif, serta parenting.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengajak Si Kecil Bicara Soal Bencana

29 September 2019   19:23 Diperbarui: 1 Oktober 2019   11:29 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gali Informasi Dari Mereka dan Jelaskan Dengan Bahasa Mereka

Sebelum menjelaskan sesuatu, bertanyalah dulu apa yang mereka sudah ketahui. Ini membantu kita sendiri untuk memikirkan pilihan diksi yang sesuai dengan semesta bahasa mereka. 

Jelaskan kejadiannya dalam istilah umum dan istilah yang dimengerti anak-anak kita. Contohnya, kita bisa mengatakan "Orang-orang dewasa sedang merasa kecewa, karena ada gempa bumi dan gelombang besar yang menyakiti banyak orang dan termasuk Ibu juga merasa tersakiti karena melihat mereka tersakiti". Ini sekaligus mengajarkan anak untuk berempati terhadap orang lain.

Alan Chrisman seorang professor Ilmu perilaku dan psikatri dari Duke University menyatakan bahwa Orang tua punya tendesi untuk menjelaskan secara berlebihan sebuah informasi yang tingkatan pemahamannya melebihi apa yang bisa ditangkap oleh sang anak. Akibatnya anak menjadi overwhelmed, kewalahan akibat kebanjiran informasi.

Bertanya lebih dahulu, "Bagaimana perasaanmu?" atau "Apa yang sudah kamu dengar?" dan "Apa yang membuatmu khawatir saat ini?"

Karena meskipun mereka hanya butuh mendengar kepastian bahwa mereka aman, dengan bertanya kita bisa langsung mengenali apa yang menjadi ketakutan paling spesifik yang mereka rasakan. Mungkin saja mereka bertanya "Apa nanti mainanku baik-baik saja kalau ditinggal?" , "Apa bisa kita bawa hewan peliharaan kalau harus mengungsi?"dan lain-lain.

Menghadapi Pertanyaan-Pertanyaan Yang Rumit

Jika kita ditanya mengapa tragedi terjadi, sesuaikan jawaban kita dengan usia dan pengalaman si kecil. Ketika sebuah gempa bumi terjadi misalnya, beri tahu bahwa terkadang bumi juga butuh untuk meregangkan tubuhnya. Dan bahwa semua orang sedang berusaha keras untuk menyelamatkan orang-orang yang terkena musibah itu. Akuilah juga bahwa kita tidak memiliki segala jawaban atas pertanyan-pertanyaan rumit mereka.

Jelaskan bahwa orang-orang akan belajar dari apa yang sudah terjadi, bahwa orang dewasa membutuhkan waktu untuk merasa sedih dan menangisi hal tersebut, demikian manusia membutuhkan waktu untuk menunjukkan perasaan dan mengumpulkan energi untuk bangkit dan menemukan solusinya.

Menurut Gene Beresin, Profesor psikiatri Harvard Medical School dan direktur eksekutif dari Clay Center for Young Healthy Minds di Massachusetts General Hospital, anak-anak dari segala usia ingin tahu tiga hal mendasar: "Apakah saya aman?" , "Apakah pengasuh saya aman?" , dan "Bagaimana bencana ini akan mempengaruhi kehidupan sehari-hari saya?".

Cara menjawabnya harus bergantung pada usia perkembangan anak. "Orang tua paling mengenal anak mereka dan berapa banyak informasi yang dapat mereka ambil," kata Melissa Brymer, direktur program terorisme dan bencana di Pusat Nasional untuk Stres Traumatis Anak Universitas Duke-UCLA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun