Mohon tunggu...
Esti Maryanti Ipaenim
Esti Maryanti Ipaenim Mohon Tunggu... Jurnalis - Broadcaster, seorang ibu bekerja yang suka baca, nulis dan ngonten

Menulis gaya hidup dan humaniora dengan topik favorit; buku, literasi, seputar neurosains dan pelatihan kognitif, serta parenting.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengajak Si Kecil Bicara Soal Bencana

29 September 2019   19:23 Diperbarui: 1 Oktober 2019   11:29 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika emosi tiba-tiba meluap di hadapan si kecil, silakan tunjukkan secara terbuka, tetapi tanpa penjelasan yang terlalu rinci tentang perasaan tersebut.

Kita bisa mengatakan "Ibu sedih tentang sesuatu yang baru saja ibu dengar di berita dan Ibu hanya perlu menangis sebentar untuk membiarkan kesedihan itu keluar".

Penting juga untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa kita peduli pada orang lain, dan merasakan apa yang mereka rasakan di masa-masa sulit. "Ibu sedih karena banyak sekali orang yang tidak bisa tidur, dan makan dengan nyaman".

Batasi Paparan Informasi dari Media Massa atau Media Online

Saat sebuah bencana terjadi, orang-orang dewasa sering sekali meng-update berita lewat media massa. Anak-anak usia dini belum bisa mencerna berita menyangkut penderitaan manusia. Paparan media dan interpretasi orang-orang yang mengabarkan berita tersebut akan sangat menakutkan bagi mereka.

Lindungi mereka dari media. liputan televisi, foto surat kabar, dan komentar di radio atau video youtube yang menyampaikan bahwa orang dewasa tidak merasa aman, tidak bertanggung jawab, atau tidak percaya pada orang lain.

Bila kita ingin mengakses berita, jangan di hadapan mereka atau jangan sampai terdengar dan terlihat oleh mereka. Tunggulah sampai mereka tidur, atau saat mereka sedang sibuk bermain. Jangan biarkan berita yang tidak sengaja mereka ketahui mengikis rasa aman mereka.

Sementara itu untuk anak yang beranjak remaja yang memang sudah memiliki akses informasi dari media sosial, akan lebih baik bila orang tua tetap mendampingi mereka menonton tayangan tentang bencana tersebut sambil bersiap menjawab pertanyaan atau pun berdiskusi dengan mereka tentang apa yang sedang terjadi.

Buat Mereka Merasa Aman

Anak-anak mempunyai ekspektasi dunia yang indah, aman, nyaman dan adil. Karenanya mereka akan tegang tertekan dan insecure apabila melihat gelagat sesuatu yang tidak sesuai dengan gambaran ekspektasi mereka akan dunia.

Orang tua perlu memberi tahu secara eksplisit bahwa mereka aman, bahwa kita akan menjaga mereka, bahwa kita melakukan hal terbaik yang kita bisa untuk mencegah hal buruk terjadi pada mereka, dan bahwa kalaupun ada hal buruk yang terjadi, kita akan mencoba sebaik mungkin memperbaiki situasi dan memulihkan keadaan. Tambahkan jaminan tersebut dengan konsep tentang tanggung jawab, kita bisa mengatakan "Tuhan memberikan tanggung jawab kepada orang tua untuk membuat anak-anaknya merasa aman. Dan Itu yang akan Ibu dan Ayah lakukan". Pernyataan jaminan rasa aman dari orang tua sangat diperlukan oleh sang anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun