Bagaimana cara kita mendukung Program yang mulia ini? Tentu secara perseorangan atau kelompok bisa dilakukan. Gunakan medsos, katanya.
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mendukung Program Net-Zero Emisi. Mengurangi penggunaan dispenser pendingin air. Sebaliknya, manfaatkan  kulkas untuk mendinginkan air. Tuang air panas kedalam termos  agar panasnya awet, tidak perlu terlalu sering memasak air di kompor. Sebisanya, gunakan kompor dan kendaraan listrik.
Selanjutnya, upayakan membuat rumah yang memenuhi kriteria  rumah sehat, yaitu berventilasi cukup, pencahayaan ruangan cukup dari sinar matahari yang dapat masuk ke dalam rumah sehingga tidak perlu mnyalakan lampu disiang hari. Membangun rumah jangan semua dihabiskan untuk bangunan, tetapi sisakan tanah untuk pekarangan agar dapat ditanami tumbuhan sebagai suplai oksigen keluarga kita. Namun, keadaan ideal seperti ini sudah tidak bisa dilakukan di wilayah perkotaan yang padat pemukiman. Rumah-rumah sempit dengan jalanan yang sempit pula, atau yang dikenal dengan rumah petakan, kiranya banyak terdapat di kota.
Lebih jauh lagi, kitapun dapat mendukung program Zero-Net Emission secara bersama atau berkelompok agar sasaran yang dituju lebih banyak lagi. Bagaimana memberikan kesadaran dan menggerakkan warga agar turut andil dalam menciptakan  lingkungan sehat, salah satunya dapat dilakukan melalui kegiatan PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) yang kadernya terdapat pada seluruh wilayah hingga tingkat RW dan RT di seluruh Indonesia. Gerakan PKK mendukung  program Pemerintah  diantaranya sebagai penyuluh dan penggerak masyarakat yang telah memiliki  Program Pokok,  yang secara tidak langsung mendukung  program Net-Zero Emission.
Diantara kegiatan kami adalah melakukan penyuluhan, pendataan dan pembinaan mengenai Rumah Sehat, RW Hijau, mensosialisasikan Peraturan-peraturan Larangan Membakar Sampah, Pengelolaan Sampah, membentuk Bank Sampah, mensosialisasikan Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS), meningkatkan  PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) kepada warga dan lain-lain.
Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya keberadaan Rumah-rumah sehat di masyarakat kita , karena hal ini menyangkut kesehatan, keamanan dan kenyamanan penghuninya. Sayangnya, pembangunan rumah yang ada, kurang mendapatkan pengawasan dari pihak terkait.Â
Pihak yang mengeluarkan IMB (Izin Mendirikan Bangunan), apakah sudah memberikan arahan terkait persyaratan tempat tinggal dan lingkungan sekitar sebelum rumah dibangun? Alangkah baiknya jika sedari dini, pembangunan pemukiman penduduk diatur secara rapi, tidak membiarkan menumpuk padat, menghabiskan semua lahan tanah yang ada, hal mana banyak terjadi di wilayah perkotaan.
Karena itu, perlu diperbanyak jumlah Rumah susun atau apartemen sederhana yang layak dan sehat. Hal seperti ini dapat kita lihat di negara maju seperti Jepang . Banyak sekali Apartemen sederhana dibangun untuk kalangan menengah ke bawah dengan fasilitas Taman Bermain yang hijau. Secara pribadi, kami ingin sekali Indonesia seperti ini. Maju secara teknologi, tetapi tetap ramah lingkungan. Â Di Jepang, ketika harus berjalan kaki atau bersepeda jauh, kita tidak akan merasakan lelah' atau pusing kepala, salah satunya mungkin disebabkan karena udaranya bersih, tidak banyak tercemar sebagaimana yang kita alami di tanah air.
Kesimpulannya,  program Net-Zero Emission harus mendapatkan dukungan  dari semua pihak, terutama dari masyarakat itu sendiri.  Mau beralih kepada teknologi yang ramah lingkungan.
Karena itu perlu adanya sinergitas atau kerjasama yang baik, antara Pemerintah dan Masyarakat maupun dari kalangan Swasta dan Dunia Usaha.