Mohon tunggu...
Esti Estiarati
Esti Estiarati Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis untuk Menikmati Hidup

Hai, menurut saya kehidupan kita di dunia ini ibarat sebuah roda yang sedang berputar. Saat berada di atas ,atau di bawah, gembira atau sedih, sehat atau sakit, semua itu adalah bagian yang akan kita hadapi, tak peduli siapa dia. Tetaplah tenang, dan jangan berlebihan. Mari kita berbagi lewat tulisan.. karena saya seorang ibu rumah tangga yang tinggal di kota Depok, senang membaca dan menyanyi buat suami dan anak, dan sangat membutuhkan ilmu dan wawasan yang bermanfaat. Semoga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rahasia Utang Ibu

6 Desember 2020   10:28 Diperbarui: 6 Desember 2020   10:35 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itu cerita lama Ibu. Sisa-sisa kebiasaan Ibu seperti itu sudah tidak tampak lagi di usianya yang sudah semakin senja. Beliau ingin istirahat dan beribadah saja. Ibu sekarang ingin santai saja menyikapi persoalan anaknya. Isi kepala Ibu sudah tidak kuat berpikir, katanya. 

Ya, Ibu sudah saatnya beristirahat. Puluhan tahun Ibu terlihat tidak pernah santai, senantiasa sibuk dengan kehidupan rumah tangga dan keluarga besarnya. Kami sepakat membiarkan Ibu melakukan apa yang beliau sukai. Berkebun dan mengunjungi sanak saudaranya. Sekarang, dimasa pandemi, kegiatatan Ibu banyak di rumah saja. Supaya tidak bosan, kami berikan ibu sebuah handphoe dan ibu terlihat cukup senang bersama gadgetnya itu. Menurutku, Ibu adalah generasi tempo dulu, yang masih sempat menikmati kemudahan zaman milenial. Beruntung juga ya, keberadaan gadget ternyata dapat mengusir kesepiannya. Kami heran, beliau masih  bisa membaca dan menulis pesan-pesan di gadget. Ibuku memang hebat! 

Semua orang pernah punya masalah dan kesulitan. Tinggal bagaimana kita menyikapinya dengan bijak.

Hendaknya kita banyak merenung dan mengambil pelajaran dari peristiwa yangterjadi. Minimal memiliki perhatian lebih, khususnya kepada oang terdekat kita, seperti keluarga, pasangan,  dan orangtua. Adapun Ibu, bagaimanapun kondisinya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya, dalah sosok yang berharga bagi kita. Beliau ladang pahala kita untuk meraih surga. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Selagi Ibu masih hidup.

Kelemahan Ibu, harus kita tutupi dengan akhlak yang baik dari keluarganya. Ini sudah cukup membahagiakannya. Selanjutnya jika mampu, bahagiakan Ibu dengan memberinya hadiah atau mengajaknya jalan-jalan (peluk hangat).

Sebagai anak, jangan membuatnya sedih dan bingung lagi. Tetapi menjadilah kita orang yang 'Solve Problem', bukan Problem Maker. Sebab Ibu akan selalu memikirkanmu, sampai akhir hayatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun