Setelan baju buatan ibuku, cukup enak dipandang dan tidak ketinggalan jaman. Adapun yang membedakan hanya tutup dikepalaku. Oh iya, sebagai muslimah, saat itu aku sudah berkerudung , lho. Tepatnya tahun 1993, saat itu masih bisa dihitung jumlah orang yang berjilbab. Bahkan kalau aku tidak salah, di gedung tempat kantorku berada, belum kutemui seorangpun yang berjilbab disana. Nah, itulah perbedaanku. Aku harus bersyukur bisa istiqamah dan mendapatkan atasan yang mau menerimaku bekerja.Â
Rupanya mereka tidak mempermasalahkan penampilanku ini. Hal yang membuatku tertantang untuk bekerja dengan sebaik-baiknya. Begitulah, akhirnya atasan dan rekan kerja mulai menyukaiku. Hmm mungkin karena aku disiplin dalam waktu bekerja, cepat dan rapi dalam tugas-tugas yang diberikan. Selain itu, aku dibilang cukup berwibawa, berani bernegosiasi dengan pihak lain dan pakaianku terlihat selalu serasi, rapi, tidak malu-maluin kantor.
Dia tidak akan lari kemana, selama kita mau berjuang. Lakukan jika itu baik dan jangan lakukan jika itu merusak. Memang sih, Atasan menyuruh kita melakukan hal yang tidak kita inginkan, tetapi lakukan saja, selama itu baik. Jangan sedih dan rendah diri. Karena itu semua menjadi pelajaran berharga dalam kehidupan kita. Kalau sudah sukses, janganlah bersikap sombong. Ingat, kesombongan adalah penyebab iblis dikeluarkan dari syurga. Pertahankan dan tingkatkan kebaikan yang kita miliki agar bermanfaat bagi orang lain. Selamat bekerja, Teman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H