Mohon tunggu...
Esti Estiarati
Esti Estiarati Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis untuk Menikmati Hidup

Hai, menurut saya kehidupan kita di dunia ini ibarat sebuah roda yang sedang berputar. Saat berada di atas ,atau di bawah, gembira atau sedih, sehat atau sakit, semua itu adalah bagian yang akan kita hadapi, tak peduli siapa dia. Tetaplah tenang, dan jangan berlebihan. Mari kita berbagi lewat tulisan.. karena saya seorang ibu rumah tangga yang tinggal di kota Depok, senang membaca dan menyanyi buat suami dan anak, dan sangat membutuhkan ilmu dan wawasan yang bermanfaat. Semoga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pegawai Tanpa Harapan

6 Desember 2017   00:29 Diperbarui: 6 Desember 2017   00:52 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelan baju buatan ibuku, cukup enak dipandang dan tidak ketinggalan jaman. Adapun yang membedakan hanya tutup dikepalaku. Oh iya, sebagai muslimah, saat itu aku sudah berkerudung , lho. Tepatnya tahun 1993, saat itu masih bisa dihitung jumlah orang yang berjilbab. Bahkan kalau aku tidak salah, di gedung tempat kantorku berada, belum kutemui seorangpun yang berjilbab disana. Nah, itulah perbedaanku. Aku harus bersyukur bisa istiqamah dan mendapatkan atasan yang mau menerimaku bekerja. 

Rupanya mereka tidak mempermasalahkan penampilanku ini. Hal yang membuatku tertantang untuk bekerja dengan sebaik-baiknya. Begitulah, akhirnya atasan dan rekan kerja mulai menyukaiku. Hmm mungkin karena aku disiplin dalam waktu bekerja, cepat dan rapi dalam tugas-tugas yang diberikan. Selain itu, aku dibilang cukup berwibawa, berani bernegosiasi dengan pihak lain dan pakaianku terlihat selalu serasi, rapi, tidak malu-maluin kantor.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Entahlah, mengapa aku bisa berubah seperti itu. Kalau dulu, aku pemalu, gak pede-an. Sekarang tidak lagi. Rupanya lingkungan tempat bekerja telah menjadikanku seperti itu. Bos yang gampang marah, beberapa kali menyaksikan karyawan yang dipecat, diam-diam telah membuat jiwaku kuat. Aku tidak lagi gampang menyerah. Aku tidak takut dimarahi bos dan setelah tiga tahun lebih aku bekerja disitu, aku dinobatkan menjadi Best Employee kantorku. Tidak percaya? Begitulah kehidupan. Jadi, jangan khawatir dengan rezeki, insya Allah ada yang mengaturnya. 

Dia tidak akan lari kemana, selama kita mau berjuang. Lakukan jika itu baik dan jangan lakukan jika itu merusak. Memang sih, Atasan menyuruh kita melakukan hal yang tidak kita inginkan, tetapi lakukan saja, selama itu baik. Jangan sedih dan rendah diri. Karena itu semua menjadi pelajaran berharga dalam kehidupan kita. Kalau sudah sukses, janganlah bersikap sombong. Ingat, kesombongan adalah penyebab iblis dikeluarkan dari syurga. Pertahankan dan tingkatkan kebaikan yang kita miliki agar bermanfaat bagi orang lain. Selamat bekerja, Teman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun