Mohon tunggu...
Esti MesrawatiGulo
Esti MesrawatiGulo Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Membangun kepribadian siswa SD Melalui metode pembelajaran modern

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Kepribadian Siswa SD Melalui Metode Pembelajaran Modern

22 November 2023   22:05 Diperbarui: 22 November 2023   22:10 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Membangun Kepribadian Siswa SD Melalui

Metode Pembelajaran Modern

 

Metode pembelajaran modern merupakan salah satu hasil dari pesatnya

perkembangan teknologi dan informasi yang mengubah cara berfikir belajar

manusia. Semakin meningkatnya teknologi dan informasi mengakibatkan metode

pembelajaran konvensional dipandang kurang cocok lagi untuk dikembangkan bagi

anak didik di sekolah.

Metode untuk membangun kepribadian siswa SD melalui pembelajaran modern dapat mencakup pendekatan kolaboratif, pembelajaran berbasis proyek, dan

pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam kurikulum, dapat didasarkan pada

kebijakan pendidikan nasional dan peraturan sekolah yang mendukung pengembangan karakter siswa.

upaya membangun kepribadian siswa SD melalui metode pembelajaran modern

dapat merujuk pada beberapa dasar hukum pendidikan di Indonesia, yaitu sebagai

berikut:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

Menekankan pada pengembangan kepribadian, keterampilan, dan sikap

positif siswa.

Memberikan dasar hukum untuk pendekatan pendidikan yang holistik,

mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A

Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013:

Mengamanatkan pendekatan pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran

kontekstual.

Menekankan pengembangan karakter dan kompetensi sosial siswa.

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Dasar dan

Menengah:

Menyatakan bahwa pembelajaran tidak hanya berkutat pada aspek kognitif,

tetapi juga melibatkan aspek afektif dan psikomotorik.

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen:

Memberikan landasan untuk peran guru dalam membentuk karakter siswa.

Mendorong guru untuk menjadi fasilitator pembelajaran yang mampu

merespons kebutuhan individual siswa.

Dalam mengimplementasikan metode pembelajaran modern untuk membangun

kepribadian siswa, sekolah dan guru diharapkan untuk memperhatikan aspek-aspek

tersebut sesuai dengan landasan hukum pendidikan yang ada. Pembelajaran harus

mencakup pengembangan karakter, keterampilan sosial, dan sikap positif untuk mendukung pertumbuhan holistik siswa.

1.Teori Konstruktivisme:

Konsep: Siswa aktif dalam membangun pengetahuannya

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.

Implementasi: Gunakan metode pembelajaran berbasis proyek atau

eksperimen yang memungkinkan siswa mengonstruksi pengetahuan mereka

sendiri.

2.Teori Multiple Intelligences (Howard Gardner):

Konsep: Siswa memiliki kecerdasan dalam berbagai bentuk, seperti

kecerdasan linguistik, logis-matematis, interpersonal, dan lainnya.

Implementasi: Sesuaikan metode pembelajaran untuk mencakup beragam

jenis kecerdasan, memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk bersinar

dalam bidang yang sesuai dengan kecerdasan mereka.

3.Teori Belajar Kolaboratif (Lev Vygotsky):

Konsep: Pembelajaran terjadi melalui interaksi sosial dan kolaborasi dengan

orang lain.

Implementasi: Fasilitasi kegiatan kelompok, diskusi, atau proyek kolaboratif

yang mempromosikan pertukaran ide dan pemahaman bersama.

4. Teori Pembelajaran Aktif (Jean Piaget):

Konsep: Siswa belajar lebih baik melalui pengalaman langsung dan partisipasi

aktif.

Implementasi: Rancang aktivitas pembelajaran yang melibatkan eksplorasi,

percobaan, dan keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran.

5. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah:

Konsep: Siswa memecahkan masalah nyata untuk mengembangkan

keterampilan kritis dan pemecahan masalah.

Implementasi: Ajarkan siswa untuk menyelesaikan masalah sehari-hari melalui pendekatan analitis dan kreatif .

6.pembelajaran kontekstual (jerome Brunner)

 * Konsep: Pembelajaran lebih efektif saat disajikan dalam konteks yang

bermakna bagi siswa.

Implementasi: Sertakan konteks dunia nyata dalam materi pembelajaran,

membuatnya relevan dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa.

1.

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning - PBL):

Landasan Empiris: Penelitian menunjukkan bahwa PBL dapat meningkatkan

keterlibatan siswa, keterampilan pemecahan masalah, dan kreativitas.

Implementasi: Desain proyek-proyek yang menantang dan relevan untuk

mendorong siswa berkolaborasi dan menerapkan pengetahuan mereka.

2. Pembelajaran Kolaboratif:

Landasan Empiris: Studi menunjukkan bahwa pembelajaran kolaboratif dapat

meningkatkan pencapaian akademis, keterampilan sosial, dan pemahaman

konsep.

Implementasi: Fasilitasi kegiatan kelompok, diskusi, atau proyek kolaboratif

untuk meningkatkan interaksi sosial siswa.

3. Pembelajaran Aktif dan Praktis:

Landasan Empiris: Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran aktif dapat

meningkatkan retensi informasi dan keterampilan praktis siswa.

Implementasi: Rancang kegiatan yang melibatkan eksperimen, simulasi, atau

permainan pembelajaran untuk memberikan pengalaman langsung.

4. Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran:

Landasan Empiris: Studi menunjukkan bahwa integrasi teknologi dalam

pembelajaran dapat meningkatkan motivasi, keterampilan digital, dan

keterlibatan siswa.

Implementasi: Gunakan perangkat lunak interaktif, platform pembelajaran

daring, atau sumber daya digital untuk mendukung pembelajaran.

5. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah:

Landasan Empiris: Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis

masalah dapat meningkatkan pemahaman konsep, keterampilan pemecahan masalah, dan motivasi siswa.

Implementasi: Ajarkan siswa untuk menyelesaikan masalah nyata dan relevan

dengan menggunakan pendekatan analitis.

6. Pendekatan Pendidikan Karakter:

Landasan Empiris: Penelitian mendukung bahwa pendekatan pendidikan

karakter dapat meningkatkan perilaku positif dan moral siswa.

Implementasi: Sertakan pembelajaran nilai-nilai seperti integritas, empati, dan

tanggung jawab dalam kegiatan sehari-hari.

Berikut adalah rincian singkat gagasan ide untuk membangun kepribadian siswa SD

melalui metode pembelajaran modern:

a. Pertumbuhan Kreativitas:

Ide: Gunakan proyek seni, eksplorasi ide, dan permainan kreatif untuk

merangsang kreativitas siswa, membangun keberanian untuk berpikir di luar

kotak.

b. Penanaman Keberanian Melalui Ekspresi Diri:

Ide: Beri siswa peluang untuk menyampaikan pendapat mereka melalui

presentasi atau drama kelas, memperkuat kepercayaan diri dan keterampilan

berbicara.

c. Pemberdayaan Melalui Proyek Kolaboratif:

Ide: Fasilitasi proyek kelompok di mana setiap siswa memiliki peran penting,

mendorong kolaborasi, tanggung jawab, dan partisipasi aktif.

d. Pengembangan Keterampilan Pemecahan Masalah:

Ide: Gunakan studi kasus atau tantangan pemecahan masalah yang mendorong

siswa untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan

ketekunan.

e. Peningkatan Keterampilan Komunikasi:

Ide: Selain pelajaran formal, siswa dapat berpartisipasi dalam permainan

peran atau simulasi untuk meningkatkan keterampilan komunikasi

interpersonal.

f. Keterlibatan Aktif Melalui Pembelajaran Berbasis Pengalaman:

Ide: Rancang kunjungan lapangan atau eksperimen praktis untuk memberikan pengalaman langsung dan mendalam kepada siswa. 

g. Pendidikan Karakter Melalui Model Peran:

Ide: Melibatkan siswa dalam diskusi tentang nilai-nilai positif dan

memperkenalkan model peran yang memajukan sikap dan perilaku positif.

h. Pembelajaran Adaptif:

Ide: Gunakan teknologi pembelajaran adaptif untuk menyajikan materi sesuai

dengan tingkat pemahaman masing-masing siswa, menciptakan pengalaman

belajar yang dipersonalisasi.

i. Pengakuan dan Penghargaan:

Ide: Berikan penghargaan dan pengakuan kepada siswa untuk pencapaian dan

kontribusi positif mereka, memberikan dorongan positif untuk perkembangan

kepribadian yang baik.

j. Pengembangan Keterampilan Kolaborasi:

Ide: Desain kegiatan yang memerlukan kerjasama dan berbagi tanggung

jawab, membangun keterampilan kolaborasi dan kerja tim.

pendidikan tidak hanya menjadi tentang penguasaan materi pelajaran, tetapi juga

tentang perkembangan kepribadian yang positif dan kesiapan siswa untuk

menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari, pendidikan dapat menjadi lebih

relevan jika dapat menggunakan metode pembelajaran modern, inspiratif, dan

berdampak pada perkembangan pribadi siswa, membentuk mereka menjadi individu Yang berkompeten, kreatif, dan berintegritas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun