Mohon tunggu...
Esti....
Esti.... Mohon Tunggu... Akuntan - Sedang Berbenah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Yuk Melangkah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Manuver Politik Afghanistan

6 September 2021   05:02 Diperbarui: 6 September 2021   05:09 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pakistan yang memainkan peranan penting untuk Taliban mengadakan pembicaraan dengan AS pada 2018. Zalmay Khalilzad berterima kasih kepada Pakistan karena memfasilitasi perjalanan Taliban untuk pembicaraan di Doha. 

Menteri Pertahanan Lloyd Austin menyatakan terima kasih kepada mitranya dari Pakistan pada Maret 2021 dalam "Dukungan Berkelanjutan Pakistan untuk Proses Perdamaian Afghanistan". 

Kepala Pentagon memuji peran Pakistan dalam proses perdamaian Afghanistan (Majalah al-Fajr, 23/03/2021). Perwira militer senior di Pakistan telah memainkan peran utama dalam strategi AS di Afghanistan. 

Dari sini dapat kita lihat bahwa AS tidak melepaskan Afghanistan begitu saja, mereka hanya merubah strategi militer (hard power) yang terbukti gagal menuju soft power

Dalam konflik Afghanistan ini ada beberapa negara yang terlibat diluar dua negara diatas sebagai perpanjangan tangan AS. Turki menjadi salah satu negara yang membantu AS untuk tetap memiliki pengaruh di Afghanistan. Erdogan Mengatakan, "Kami bersama dengan Amerika Serikat dan NATO telah menentukan pengaturan untuk misi masa depan dan apa yang kami terima dan apa yang tidak kami terima. 

Kami menawarkan masalah ini kan selama pertemuans NATO kami menerapkan prosedur ini di Afghanistan dengan cara sebaik mungkin" (Al Jazeera, September 7, 2021). Gerakan Taliban menekankan bahwa keputusan seperti itu tercela. Gerakan Taliban mengatakan bahwa keputusan para pemimpin Turki itu tidak bijaksana, karena itu merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan, persatuan, dan integritas teritorial kami dan bertentangan dengan kepentingan dalam negeri Afghanistan.

Amerika Serikat telah berbicara dengan para pemimpin di Asia Tengah tentang reposisi beberapa kekuatannya di sana. New York Times melaporkan bahwa para pejabat AS telah melakukan kontak dengan pihak berwenang Kazakhstan, Uzbekistan dan Tajikistan tentang kemungkinan penggunaan pangkalan-pangkalan di wilayah tersebut. Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, mengatakan dalam tweet bahwa ia berbicara pada April 22 dengan menteri luar Negeri Uzbekistan dan Kazakhstan, bom dalam bentuk drone jarak jauh dan jaringan mata-mata akan dibuat untuk menjaga Afghanistan. (The New York Times, 27/04/2021).

Terkait dengan kemunculan Cina sebagai pesaing Amerika ternyata hal ini cukup membuat Amerika harus fokus untuk menyelesaikan problem ini. AS melihat bahwa permasalahan penting tidak lagi di Afghanistan yang ditakuti AS akan menjadi tempat berdirinya negara Islam, namun sekarang beralih kemasalah Cina. Dimana persaingan strategis dengan Cina adalah hal yang sangat diperhatikan oleh AS saat ini. Selain itu kerugian yang besar dialami AS dalam perang di Afghanistan, sehingga sekarang AS beralih kepada cara negosiasi-negosiasi untuk tetap memiliki pengaruh disana.

Oleh karena itu maka negosiasi bukan jalan keluar bagi Afghanistan. Karena ini adalah jalan yang telah dirancang oleh AS baik secara langsung maupun lewat kepanjangan tangan yaitu melalui negeri-negeri muslim yang menjadi anteknya untuk tetap berkuasa disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun