Pakistan yang memainkan peranan penting untuk Taliban mengadakan pembicaraan dengan AS pada 2018. Zalmay Khalilzad berterima kasih kepada Pakistan karena memfasilitasi perjalanan Taliban untuk pembicaraan di Doha.Â
Menteri Pertahanan Lloyd Austin menyatakan terima kasih kepada mitranya dari Pakistan pada Maret 2021 dalam "Dukungan Berkelanjutan Pakistan untuk Proses Perdamaian Afghanistan".Â
Kepala Pentagon memuji peran Pakistan dalam proses perdamaian Afghanistan (Majalah al-Fajr, 23/03/2021). Perwira militer senior di Pakistan telah memainkan peran utama dalam strategi AS di Afghanistan.Â
Dari sini dapat kita lihat bahwa AS tidak melepaskan Afghanistan begitu saja, mereka hanya merubah strategi militer (hard power) yang terbukti gagal menuju soft power
Dalam konflik Afghanistan ini ada beberapa negara yang terlibat diluar dua negara diatas sebagai perpanjangan tangan AS. Turki menjadi salah satu negara yang membantu AS untuk tetap memiliki pengaruh di Afghanistan. Erdogan Mengatakan, "Kami bersama dengan Amerika Serikat dan NATO telah menentukan pengaturan untuk misi masa depan dan apa yang kami terima dan apa yang tidak kami terima.Â
Kami menawarkan masalah ini kan selama pertemuans NATO kami menerapkan prosedur ini di Afghanistan dengan cara sebaik mungkin" (Al Jazeera, September 7, 2021). Gerakan Taliban menekankan bahwa keputusan seperti itu tercela. Gerakan Taliban mengatakan bahwa keputusan para pemimpin Turki itu tidak bijaksana, karena itu merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan, persatuan, dan integritas teritorial kami dan bertentangan dengan kepentingan dalam negeri Afghanistan.
Amerika Serikat telah berbicara dengan para pemimpin di Asia Tengah tentang reposisi beberapa kekuatannya di sana. New York Times melaporkan bahwa para pejabat AS telah melakukan kontak dengan pihak berwenang Kazakhstan, Uzbekistan dan Tajikistan tentang kemungkinan penggunaan pangkalan-pangkalan di wilayah tersebut. Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, mengatakan dalam tweet bahwa ia berbicara pada April 22 dengan menteri luar Negeri Uzbekistan dan Kazakhstan, bom dalam bentuk drone jarak jauh dan jaringan mata-mata akan dibuat untuk menjaga Afghanistan. (The New York Times, 27/04/2021).
Terkait dengan kemunculan Cina sebagai pesaing Amerika ternyata hal ini cukup membuat Amerika harus fokus untuk menyelesaikan problem ini. AS melihat bahwa permasalahan penting tidak lagi di Afghanistan yang ditakuti AS akan menjadi tempat berdirinya negara Islam, namun sekarang beralih kemasalah Cina. Dimana persaingan strategis dengan Cina adalah hal yang sangat diperhatikan oleh AS saat ini. Selain itu kerugian yang besar dialami AS dalam perang di Afghanistan, sehingga sekarang AS beralih kepada cara negosiasi-negosiasi untuk tetap memiliki pengaruh disana.
Oleh karena itu maka negosiasi bukan jalan keluar bagi Afghanistan. Karena ini adalah jalan yang telah dirancang oleh AS baik secara langsung maupun lewat kepanjangan tangan yaitu melalui negeri-negeri muslim yang menjadi anteknya untuk tetap berkuasa disana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H