Permasalahan-permasalahan tersebut tentunya membutuhkan penyelesaian yang diperoleh melalui proses adaptasi. Adaptasi budaya merupakan sebuah proses individu dalam memadukan kebiasaan pribadinya dan adat istiadat agar sesuai dengan budaya tertentu. Culture shock merupakan hal yang selalu dan hampir pasti terjadi dalam beradaptasi. Â Adapun proses adaptasi yang dilakukan masing-masing mahasiswa dalam menghadapi culture shock tentunya berbeda-beda.
Seperti yang kita ketahui, kampus sendiri merupakan salah satu tempat terjadinya culture shock, apalagi mahasiswa kampus tersebut terdiri dari berbagai wilayah yang ada di Indonesia tentu menjadikan kampus tersebut rentan terhadap culture shock (Gegar Budaya). Salah satu kampus yang yang menjadi tempat berkumpulnya mahasiswa di seluruh Indonesia, yang berasal dari latar belakang budaya yang beraneka ragam adalah Universitas Sumatera Utara, Medan.
Faktor Penyebab Culture Shock MahasiswaÂ
Bahasa
Culture shock yang terjadi bagi mahasiswa pertantau contohnya adalah terkait penggunaan bahasa. Misalnya galon yang berarti SPBU. Kereta yang berarti motor. Pajak yang berarti pasar, dan masih bangak lagi. Selain itu, nada bicara yang tinggi juga menjadi hal yang baru bagi mahasiswa pertantau. Mereka seringkali dikagetkan dengan cara bicara yang sangat lantang dan nada yang seringkali meninggi. Tentunya ini menjadi culture shock terutama bagi perantau dari daerah Jawa, yang dikenal dengan cara bicara yang lemah lembut.Â
Bukan hanya soal kebiasaan, adat istiadat yang dianut oleh masyarakat  Sumatera Utara seringkali menjadi  pengalaman yang mengejutkan bagi para perantau khususnya yang berada diluar pulau Sumatera. Perbedaan logat atau dialek bahasa yang merupakan ciri khas gaya berbicara kedaerahan merupakan salah satu permasalahan yang paling sering terjadi dalam konsep bahasa.
Permasalahan dalam logat bahasa cenderung menjadi pemicu utama. Mahasiswa perantau yang mendatangi kota Medan cenderung masih sangat kental dengan bahasa-bahasa daerahnya Hal tersebut menjadi salah satu hambatan dalam proses adaptasi mahasiswa perantau  di kota Medan karena menimbulkan gangguan terhadap keadaan emosional atau mental para informan yaitu timbulnya rasa tidak percaya atau takut akibat perbedaan tata bahasa.
 Adat Istiadat
Berdasarakan hasil analisis terhadap bentuk bentuk culture shock yang dihadapi perbedaan adat istiadat yang juga memiliki kaitan dengan agama yang Adat Istiadat. Faktor adat istiadat dalam lingkungan sosial budaya mengarah kepada perbedaan nilai-nilai budaya,norma norma dan hukum atau aturan aturan yang berlaku di kota Medan.
Makanan
Makanan merupakan salah satu bagian dari penyebab terjadinya culture shock pada mahasiswa perantau di kota Medan. Dalam hal ini, perbedaan cita rasa memang bukanlah menjadi suatu masalah utama yang dihadapi. Perbedaan cita rasa makanan hanya pada rasa yang mana ada beberapa mahasiswa  menyatakan bahwasannya di Medan, rasa makanan lebih kepada rasa pedas sedangkan di daerah asal mereka  lebih kepada rasa manis. Kondisi kota Medan yang plural tentunya menyediakan jenis makan yang beragam dan oleh beragam identitas suku ataupun agama.