Mohon tunggu...
Ester Ayu Nadeak
Ester Ayu Nadeak Mohon Tunggu... Tutor - Part Time writer

Mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kanker Menyapa

27 Agustus 2020   17:45 Diperbarui: 27 Agustus 2020   17:45 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Silhouette Illustrations by Walter Draesner for EIN TOTENTANZ (A Dance of Death) 1922 via @ddoniolvalcroze

Bukan di dekat kompor

Bukan di pinggir jalan

Tapi sekarat di dipan tua

Selingkuh dengan selimut

Tak lepas dari kening mengerut

Terikat pada takdir yang kedengarannya tak runut

Aku dengan bayanganku

Kini lunas dimakan sel yang dipertuan

Suatu pagi kusapa sebagai mahluk tak bernama

Suatu sore aku ditandai sebagai manusia tanpa tujuan

Malamnya pertama kali kanker menyapa

Dan aku mulai sibuk bertanya

Seberapa dekat aku dengan surga dan neraka?

Kita tak pernah mendapat pelajaran menangis

Waktu tak pernah dermawan bahkan di saat yang terkelam

Katanya aku harus menang

Operasi...tentu saja, bedah saja aku

Radiasi..jelas, bakar saja aku

Kemoterapi...kumohon, beri aku morfin dengan dosis tinggi

Memang subuh tak lagi magis untuk menampung peluh

Kedengarannya agak sinting atau aku yang tak yakin

Mungkin Desember tahun ini aku melepas sauh

Hilang dalam pelarian menuju surga yang rapuh

Pergi jauh selepas samar-samar napas melenguh

(Esterayu, 27/08/2020)

*Kalimat yang dicetak miring merupakan penggalan dari novel Firefly Lane karya Kristin Hannah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun