Sejak diluncurkan, sistem informasi ini telah mulai menunjukkan dampak positif. Data yang terhimpun melalui sistem digunakan oleh warga setempat untuk merancang kebijakan yang lebih efektif terkait pengelolaan sampah di Kawasan daerahnya. Selain itu, komunitas lokal juga mulai memanfaatkan data ini untuk menjalankan program daur ulang yang berbasis ekonomi sirkular, seperti pembuatan kerajinan dari sampah plastik.
Salah satu warga, M. Rifa'i Adnan, S.Kom Ketua Karang Taruna Desa Sukarame, mengungkapkan rasa antusiasnya terhadap program ini. "Dengan adanya sistem ini, kami jadi lebih mudah untuk melacak sampah yang dikumpulkan. Selain itu, kami juga merasa lebih peduli karena kontribusi kami bisa langsung terlihat."
Harapan untuk Masa Depan
Melalui kegiatan ini, tim PKM berharap Pantai Cerita dapat menjadi contoh kawasan wisata yang sukses menerapkan sistem pengelolaan sampah berbasis digital. "Kami berharap program ini tidak berhenti di sini. Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah daerah, sistem ini dapat terus dikembangkan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang," ujar pak Ahmad Soderi, S.Kom, MM selaku Wakil Ketua III STMIK Mercusuar
Kegiatan ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara akademisi, masyarakat, dan pemerintah dapat memberikan solusi nyata terhadap permasalahan lingkungan. Dengan pengelolaan sampah yang lebih terstruktur, diharapkan Pantai Cerita dapat terus menjadi destinasi wisata unggulan yang bersih dan ramah lingkungan.
Pantai Cerita kini melangkah menuju masa depan yang lebih hijau. Dengan semangat gotong royong dan inovasi, masalah sampah dapat diatasi demi kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H