Mohon tunggu...
Essa Ratih  Komalasari
Essa Ratih Komalasari Mohon Tunggu... Guru - staff pengajar dalam satuan pendidikan

staff pengajar yang suka nulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Datang Tanpa Terduga

18 Agustus 2021   10:40 Diperbarui: 18 Agustus 2021   10:43 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

                      Datang Tanpa Terduga

Temaram malam

Diiringi hembus angin menggetarkan kalbu

Pandangan kosong ke sekeliling

Gulita...

Tak tampak binar bola mata

Tak tampak kelumit celoteh bibirnya

Jerit tangis terhenti

Tersisa isak yang hampir kering

Tubuh lunglai bersandar di dinginnya lantai

Semua hilang,semua sirna

Masih jelas diingatan

Kala air bah menyerang

Dini hari kau datang

Seketika porak poranda

Banjir merampas segala

Tanpa sisa

Mungkin kami lalai

Tak merawat bumi tercinta

Ulah tangan tak elok

Tak ada lagi penyimpan air

Tak ada lagi resapan air

Tak ada lagi sungai bening tanpa tumpukan sampah

Hingga air bah singgah ke pemukiman

Maafkan kami yang telah serakah

Tak menyayangi dan merawatmu

Kini penyesalan tak ada guna

Di pojok ruangan dengan secangkir teh hangat, 18 Agustus 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun