Datang Tanpa Terduga
Temaram malam
Diiringi hembus angin menggetarkan kalbu
Pandangan kosong ke sekeliling
Gulita...
Tak tampak binar bola mata
Tak tampak kelumit celoteh bibirnya
Jerit tangis terhenti
Tersisa isak yang hampir kering
Tubuh lunglai bersandar di dinginnya lantai
Semua hilang,semua sirna
Masih jelas diingatan
Kala air bah menyerang
Dini hari kau datang
Seketika porak poranda
Banjir merampas segala
Tanpa sisa
Mungkin kami lalai
Tak merawat bumi tercinta
Ulah tangan tak elok
Tak ada lagi penyimpan air
Tak ada lagi resapan air
Tak ada lagi sungai bening tanpa tumpukan sampah
Hingga air bah singgah ke pemukiman
Maafkan kami yang telah serakah
Tak menyayangi dan merawatmu
Kini penyesalan tak ada guna
Di pojok ruangan dengan secangkir teh hangat, 18 Agustus 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H