Pengertian Balala' menurut Masyarakat Dayak Kanayatn
Balala' adalah puasa atau masa tenang yang dilakukan oleh masyarakat ketika  menyadari akan perlunya melakukan hubungan yang intensif antara masyarakat adat  dengan penguasa masyarakat adat Dayak yang dikenal dengan Jubata.
Balala' merupakan sebuah tradisi orang-orang tua zaman dahulu sebagai kegiatan yang didalamnya mereka menahan diri dari rutinitas sehari-hari. Bahkan jika dilihat ke belakang ritual yang masih murni pada zaman nenek moyang, masyarakat tidak boleh memasak, tidak boleh mandi, tidak boleh makan binatang berdarah. Jadi benar-benar menahan diri dari segala sesuatu.
Balala'/pantang yang dilakukan ini bertujuan untuk penyembuhan diri baik secara  fisik maupun spiritual. Adapun perbuatan yang tidak boleh dilakukan selama berpantang  yaitu tidak boleh bekerja secara fisik, tidak boleh memetik tangkai (ranting dan daun)  dinamakan ngalayu, tidak boleh makan sayur segar dan tidak boleh makan daging berdarah panas.
Setelah acara naik dango dilaksanakan, maka ada balala' yang kedua sebagai tanda ucapan syukur kepada Jubata atas hasil panen yang telah berhasil dan mempersiapkan diri untuk kembali menanam benih dilahan yang telah disediakan supaya setiap alat dalam berladang dapat digunakan dengan baik.
Balala' juga dilaksanakan ketika ada penyakit dan virus mewabah dalam suatu tempat. Maknanya sebagai bentuk menolak sakit penyakit tersebut. Salah satunya saat virus covid-19 yang mewabah diseluruh daerah bahkan dunia. Masyarakat Dayak Kanayatn serentak disetiap kabupaten untuk melaksanakan balala'.
Proses Ritual Balala'
Proses yang pertama dilakukan sebelum melaksanakann ritual balala' adalah berdiskusi untuk menentukan waktu dan bagaimana pelaksanaan ritual balala'. Adapun kain putih sebagai tanda kesucian, daukng rinyuakng (bunga andong) sebagai penangkal hal-hal yang buruk, tumiang sebagai tanda untuk meminta selamat.
Dipimpin oleh pemuka adat, ritual diawali dengan Baremah atau membatasi gangguan roh jahat. Doa dilantunkan mengiringi penyiapan sesajian makanan, antara lain daging dan kue tumpi' yang disimpan dalam wadah khusus dari anyaman. Ritual ini mengandung makna, warga wajib berdiam di rumah dan orang luar tidak boleh melintasi batas wilayah itu.