"KAMI AKAN SEGERA EVALUASI"
"PERLU PEMBINAAN YANG LEBIH SERIUS"
"PEMERINTAH PERLU MEMPERHATIKAN OLAHRAGA"
"PEMAIN SEHARUSNYA MEMILIKI DAYA JUANG DAN MENTAL YANG LEBIH"
"PELATIH HARUSNYA LEBIH MEWASPADAI STRATEGI LAWAN"
BLAAAA...BLAAA..BLAAA...
sampai sampai saya dan para pecinta bulutangkis lainnya muak mendengar syair-syair lagu tersebut.
Lambat laun bulutangkis pun ditinggalkan masyarakat Indonesia, apalagi di Olimpiade London kemarin tidak ada satu medalipun yang dipersembahkan oleh pemain, boro-boro medali emas, perunggu pun tidak. ZERO!
Banyak pecinta bulutangkis yang mengeluarkan pernyataan kecewa sambil bercanda akan pindah minat olahraga menyebrang ke olahraga berkuda, catur atau bridge. Demikianlah masyarakat sudah banyak dikecewakan oleh mandeknya prestasi bulutangkis Indonesia karena dikelola oleh tangan yang salah menurut saya.
Ya...ngapain TV nasional repot-repot menayangkan live tayangan bulutangkis jika animo masyarakat menurun karena selalu kalah, kecewa dan tidak menarik untuk disaksikan. Rating nya pun rendah. Yang namanya industri pertelevisian ya pasti mempertimbangkan cost and benefit nya juga. TREND telah bergeser! Bulutangkis bukan tayangan favorit lagi.
Jujur, saya pribadi akan lebih memilih nonton dengan TV berbayar/berlangganan mengingat iklan di TV nasional banyak banget dan sering memotong pertandingan. Bahkan sering tidak sampai selesai. Menyebalkan memang. Tapi bagaimana dengan masyarakat yang lain? OB di kantor saya saja sangat maniak menonton setiap acara bulutangkis setiap disiarkan di TV nasional, walau iklan kadang-kadang memotong pertandingan.