Mohon tunggu...
Esra K. Sembiring
Esra K. Sembiring Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS

"Dalam Dunia Yang Penuh Kekhawatiran, Jadilah Pejuang"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benarkah Kita Indonesia?

14 September 2019   09:54 Diperbarui: 14 September 2019   10:14 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencakup 17.508 pulau dan 6 ribu tidak berpenghuni. Berada di urutan ke-15 sebagai negara terluas di dunia. Sedangkan provinsi yang memiliki pulau paling banyak adalah Kepulauan Riau dengan pulau sebanyak 2.408. Kemudian Papua Barat 1.945 pulau, dan Maluku Utara 1.474 pulau. Tantangan kita sekarang, bagaimana persatuan bangsa Indonesia itu di masa depan masih bisa dipertahankan. 

Persatuan bangsa sekarang ini masih dapat terwujud karena tekad kuat dan semangat kebersamaan senasib sepenanggungan seluruh rakyat warga negara nya. Bagaimana kelak, bila semua orang sibuk memikirkan kepentingan kelompok nya masing-masing, seperti saat ini ?.

Lalu apa alternatif solusinya untuk polemik KPK saat ini ?. Realitas saat ini, keberadaan KPK tetap masih perlu diberikan porsi yang besar dalam pencegahan korupsi di Indonesia, tentu dengan perbaikan sistim nya yang sudah 17 tahun belum pernah di "over haull". Supaya lebih kencang dan stabil lajunya mengawasi mekanisme pertanggungjawaban dana rakyat dalam pembangunan negara tercinta ini.

Penutup

Patih Gajah Mada, patih kerajaan Majapahit dalam masa pemerintahan prabu Hayam Wuruk mengungkapkan sumpah Palapa yang begitu terkenal yang dicatat dalam kitab Pararaton. Sumpah inilah yang disebut-sebut sebagai sumpah untuk menyatukan nusantara. 

"Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tajungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa".

Yang arti singkatnya, "Selama aku belum menyatukan Nusantara, aku takkan menikmati palapa". Palapa di sini diartikan sebagai rempah-rempah atau rempah kehidupan yang berarti Patih Gajah Mada tidak akan menikmati kehidupan dunia sebelum sumpahnya tercapai.

Apakah mungkin masih ada gelora semangat militansi untuk mempersatukan bangsa seperti Gajjah Mada itu di saat sekarang ini ?. Tentu kita sendiri tiap individu yang harus berani tampil menjadi contohnya. 

Satu hal yang pasti, tidak mungkin akan terjadi integrasi nasional bila tidak ada komunikasi sosial diantara masyarakatnya. Karena itu, maka menjadi kewajiban semua kita generasi penerus bangsa untuk mulai menyapa dengan sopan dan memberi salam kepada sesama anak kandung bangsa Indonesia ini. 

Tanpa pernah membedakan suku, ras, budaya dan agama nya. Dari sabang sampai merauke, dari miangas hingga ke pulau rote. Kitorang samua basodara. Maturnuwun. Horas. Mejuah juah !.

Ini Indonesia kita, Bung !

Oleh : Esra Kriahanta Sembiring ( Alumni Politik UGM, Magister Administrasi Publik LAN, dan Magister Pertahanan UNHAN )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun