Terakhir, kenyamanan fans tidak bisa diajak kompromi dengan alasan apapun. Meski fans bisa menghiraukan cara penyusunan area duduk dan juga bangku yang standar, semata berkat kecintaan besar mereka terhadap DOTA 2 dan para tim pro yang sudah datang. Namun pihak panitia diharapkan bisa mempertimbangkan format (penyusunan dan material) tempat duduk yang lebih bagus ke depannya. Tidak hanya membuat nyaman para fans tapi juga menangkap keramaian dari penonton langsung secara sempurna ketika tertangkap kamera.
Tiada Gading yang Tak Retak
Terlepas dari kekurangan yang tersemat di GESC, fans dan seluruh kalangan pecinta DOTA 2 kudubersyukur dan mengapresiasi setinggi-tingginya atas kinerja GESC dalam mewujudkan Indonesia Minor edisi perdana. Seperti yang disampaikan oleh Austin 'Capitalist' Walsh, setelah isu regulasi yang diperketat di Filipina, Indonesia jadi incaran potensial untuk menggeser event-event di Asia Tenggara agar terselenggara di tanah air. Mereka pun menyatakan keinginannya untuk kembali dan bertemu para fans yang begitu semangat.
Fans terpuaskan, ekspektasi terbayarkan, para atlet, dan talent merasa nyaman serta event berjalan lancar. Apresiasi fans pada GESC berbicara sendiri, sementara para haters bisa bungkam mulut mereka dan meringkuk di balik keyboard gadget mereka, karena skor 8/10 pantas bagi GESC dengan sajikan Minor terbaik sejauh ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H