Mohon tunggu...
Esmeralda Ivana
Esmeralda Ivana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

fakultas hukum

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perspektif Mahasiswa terhadap Pembelajaran Jarak Jauh di Indonesia

19 Januari 2021   22:56 Diperbarui: 20 Januari 2021   16:01 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran Jarak Jauh

Berdasarkan Undang-Undang Perguruan Tinggi nomor 12 tahun 2012, pasal 31 tentang Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), PJJ merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi. PJJ akan memberikan layanan Pendidikan Tinggi kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler; dan memperluas akses serta mempermudah layanan pendidikan tinggi dalam pendidikan dan pembelajaran. PJJ diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan tinggi. (Pendidikan Jarak Jauh, 2020)

3. Perspektif mahasiswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perspektif adalah cara melukiskan suatu benda pada permukaan yang mendatar sebagaimana yang terlihat oleh mata dengan tiga dimensi (panjang, lebar, dan tingginya). Perspektif juga dapat diartikan sebagai sudut pandang atau pandangan. (KBBI, 2016). Pada konteks ini, perspektif mahasiswa bermakna sudut pandang mahasiswa tentang kegiatan belajar secara daring. Sudut pandang dalam konteks ini ditujukan pada tingkat kepuasan, perasaan, maupun hambatan-hambatan yang dialami mahasiswa. Presepektif mahasiswa juga berisi pendapat kritis mahasiswa terhadap keadaan pembelajaran saat ini.

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan Rahmawati, M.Kes. dan Ns. Evita MuslimaIsnanda Putri, M.Kep. dengan judul "Learning From Home dalam Perspektif Persepsi Mahasiswa Era Pandemi Covid-19" dalam Prodi D3 Keperawatan Stikes Rajekwesi Bojonegoro. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Accidental Sampling pada 200 mahasiswa Stikes Rajekwesi Bojonegoro, Data dikumpulkan melalui Google Form dan dikonversikan dalam bentuk presentase. Hasil penelitia menunjukkan bahwa : 1) 54.5% sulit memahami materi perkuliahan 2) 50% mahasiswa menjadi lebih kreatif 3) metode dan strategi pembelajaran 51.5% cukup sesuai 4) hubungan antara dosen dengan mahasiswa 46% kurang dekat 5) pelaksanaan tugas oleh mahasiswa 56.5% sulit dan lambat 6) 41% mahasiswa kurang aktif selama perkuliahan. Mahasiswa menganggap learning from home kurang memuaskan dan perlu adanya inovasi yang lebih menyenangkan dalam pelaksanaannya.  (Rahmawati., 2020)

 2. Penelitian yang dilakukan Abid Rohmanu, Evi Muafiah Muafiah, Arif Rahman Hakim, dan Vivi V. W. Damayanti yang berjudul "Kesiapan, Kompleksitas dan Harapan Pembelajaran Jarak Jauh: Perspektif Mahasiswa Iain Ponorogo". Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu survei pada 124 mahasiswa dari Fakultas Syariah dan Pascasarjana IAIN Ponorogo. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pengalaman dosen dan mahasiswa masa awal pandemi di IAIN Ponorogo masih dikurung oleh problem teknis dan belum masuk ke persoalan yang lebih substantif dalam pembelajaran daring yang lebih bisa menggaransi interaksi pembelajaran yang bersifat produktif. Perlu adanya adaptasi teknologi dan informasi dalam pembelajaran sehingga pembelajaran yang dilakukan baik pada masa pandemi maupun pasca pandemi bisa lebih efektif dan bermakna. (Perspektif & Iain, 2020)

 3. Penelitian yang dilaksanakan oleh Arif Widodo dan Nursaptini Nursaptini yang berjudul "Problematika Pembelajaran Daring dalam Perspektif Mahasiswa". Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan kuantitatif melalui survei terhadap mahasiswa PGSD di Universitas Mataram dan analisis datanya menggunakan metode statistik desktiptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah yang dihadapi mahasiswa selama pembelajaran daring antara lain koneksi internet, media daring sering error dan keterbatasan kuota internet. Banyak mahasiswa yang mengaku jenuh dan kurang fokus jika belajar secara online. Kriteria media daring yang disukai mahasiswa adalah menggunakan media yang irit kuota, tidak butuh jaringan kuat, dan mudah digunakan. Masalah yang harus dievaluasi dalam pembelajaran daring menurut mahasiswa adalah metode pembelajaran, penggunaan media daring dari dosen, ketersediaan koneksi dan kuota internet mahasiswa. (W. Arif, 2020)

Penelitian ini sangat penting dilakukan karena banyaknya kritik yang bermunculan di kalangan pelajar dan mahasiswa yang tidak bisa ditinggal diam dan membutuhkan penanganan segera. Jika masalah Pembelajaran Jarak Jauh terus terjadi, dikhawatirkan pembelajaran akan terus terganggu dan sangat mengurangi efektifitas pembelajaran. Penelitian ini juga dilaksanakan agar para pembaca dapat memahami keluh kesah mahasiswa dan ikut menyampaikan saran terhadap pemerintah maupun universitas. Penulis berharap kritik yang disampaikan akan memperbaiki keadaan dan dapat diterima dengan baik.

Metode penelitan yang digunakan penulis dalam pelaksanaan penelitian ini adalah penelitian survei. Metode penelitian survei adalah penelitian yang sumber data dan informasi utamanya diperoleh dari responden sebagai sampel penelitian dengan menggunakan kuesioner atau angket sebagai instrumen pengumpulan data. (Sosiologis, 2018). 

Penulis membuat angket menggunakan google forms lalu menyebarkannya ke media sosial untuk diisi oleh mahasiswa dari berbagai universitas. Alasan dipilihnya metode survei online untuk melaksanakan penelitian ini adalah karena situasi dan kondisi di Indonesia yang tidak memungkinkan pengumpulan data secara langsung, baik wawancara maupun membagikan angket di tempat-tempat umum. 

Metode ini juga memudahkan penulis untuk mengolah data dan juga kuisioner online dapat diakses lebih dari satu orang sehingga data dapat tersimpan dengan baik di perangkat yang berbeda. Selain itu, kelebihan dari metode ini adalah hemat biaya, hemat waktu, responden bisa memilih waktu yang tepat baginya untuk mengisi kuisioner, adanya jaminan kerahasiaan (anonymity) yang lebih besar, serta dapat menjangkau responden dengan jumlah besar dan tempat tinggal yang jauh. Sedangkan, kekurangan dari metode ini adalah tidak fleksibel, terdapat kecenderungan rendahnya tanggapan (response rate), dan tidak ada kepastian bahwa pertanyaan dalam angket diketahui maksudnya oleh responden (Firdaus Muqarobbin, 2015). Penelitian ini akan menyajikan data-data dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil angket, kemudian hasil yang diperoleh akan diolah menggunakan tabel yang kemudian dijabarkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun