Mohon tunggu...
Evi Siregar
Evi Siregar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen-peneliti

Bekerja di sebuah universitas negeri di Mexico City.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Inspiratif PMI Perempuan yang Sukses Menyekolahkan Anak

8 Maret 2022   10:49 Diperbarui: 8 Maret 2022   10:55 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisuda Anak. Foto: Ani Rustiati.

Pendidikan adalah warisan terpenting untuk anak, agar mereka berkehidupan baik   

"Suami menjaga anak-anak. Kami berdua sepakat bekerja bersama untuk masa depan enam anak kami. Komunikasi dengan anak sangat penting. Namun, sangat penting memberikan contoh kepada anak-anak. Syukurlah anak-anak saya mandiri dan tak pernah menuntut macam-macam. Mereka saling membantu satu sama lain. Yang tua menjadi contoh bagi yang muda. Yang selalu saya jaga adalah agar jangan sampai mereka bertengkar, mereka harus hidup rukun. Saya berdoa untuk mereka.

Saya tanamkan kepada anak-anak bahwa mereka bebas memilih jalan hidup mereka, tetapi saya katakan bahwa kalau tidak sekolah, nanti akan menyesal. Saya menjelaskan kepada mereka bahwa di luar negeri saya tidak untuk berfoya-foya, justru ada kesempatan membantu orang lain. Saya mengajari mereka lewat medsos. Di situ mereka bisa melihat apa yang saya kerjakan setiap hari. Minat anak keluar dari anak, tetapi kita yang membawanya ke mana. Saya pulang dua kali setahun. Kalau pulang saya mengurus mereka. Empat anak saya tentara. Kami lega dan bangga." Demikian cerita Dwi Tantri. Kini tinggal dua lagi untuk didorong mengikuti jejak keempat kakaknya.

Ani Rustiati dan kedua anaknya. Foto: Ani Rustiati.
Ani Rustiati dan kedua anaknya. Foto: Ani Rustiati.

"Saya sangat berterima kasih kepada orangtua saya. Merekalah yang mengasuh dan menjaga kedua anak saya. Ayah saya ingin agar cucu-cucunya bisa menjadi insinyur. Saya tidak pernah memaksa mereka. Mungkin hidup saya menjadi contoh buat mereka untuk mau maju. Anak yang pertama sempat bekerja dua tahun setelah tamat STM. Suatu hari ia ungkapkan bahwa ia mau kuliah. Saya bilang bahwa saya siap bekerja keras untuk membiayai sekolahnya, asalnya benar-benar sekolah. Begitu juga saya katakan kepada anak saya yang kedua.

"70% dari gaji saya, saya kirim untuk biaya sekolah mereka. Selama mereka kuliah, saya juga mencari tambahan ekstra. Anak pertama lulus tahun 2017, insinyur teknik sipil UPI, sedangkan yang kedua lulus akhir tahun lalu. Ibu saya meninggal dua hari sesudah anak saya yang pertama lulus, sehingga anak saya yang kedua diasuh adik saya." Demikian cerita Ani Rustiati. Ia sempat bercerita bahwa waktu muda ia bercita-cita menjadi pilot. Meskipun tak jadi pilot, ia bersyukur kedua anaknya bisa menyelesaikan pendidikan tinggi. Sekarang fokusnya mendukung penuh teman-teman PMI di Singapur. 

Kegiatan PMI. Foto: Dwi Tantri.
Kegiatan PMI. Foto: Dwi Tantri.

"Saya bekerja di sektor kesehatan, tetapi tak berpendidikan tinggi. Namun, kami bertekad untuk menyekolahkan kedua anak kami sampai ke universitas. Kami bekerja keras dan harus menabung untuk sekolah mereka. Kalau ada waktu luang, saya juga mencari tambahan pemasukan. Anak kami yang pertama masuk fakultas kedokteran di Polandia, sedangkan anak kedua masih SMP, di Jakarta." Begitu cerita Sri Aryani.

"Saya yakin siapapun ingin selalu dekat dengan anak-anak. Berat memang meninggalkan anak, tetapi harus dilakukan, untuk memperbaiki masa depan. Saya harus berjuang. Saya tak pernah melepaskan tanggung jawab sebagai ibu. Kami selalu berkomunikasi. Saya selalu mengarahkannya untuk terbuka, menjadi ibu dan sahabat untuknya. Puji Tuhan, anak saya baik dan selalu menurut pada orangtua. Buat saya pendidikan sangat penting, dan saya memanjakan anak saya dengan ilmu pendidikan. Waktu libur saya manfaatkan sebaik mungkin untuk berada bersamanya." Begitu cerita Lusius. Anaknya sudah selesai S1, sudah bekerja, dan kini sudah berkeluarga.

Kegiatan internasional. Foto: Ani Rustiati.
Kegiatan internasional. Foto: Ani Rustiati.

PMI berdaya, keluarga sejahtera, dan generasi muda akan jaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun