Mohon tunggu...
Evi Siregar
Evi Siregar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen-peneliti

Bekerja di sebuah universitas negeri di Mexico City.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kentang, Sebuah Hadiah yang Tak Ternilai dari Peru untuk Dunia

22 November 2021   11:11 Diperbarui: 22 November 2021   20:41 1974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usaha propaganda untuk mengonsumsi kentang terus dilakukan, terutama kepada para raja dan pemegang wewenang. Para ahli botanik sudah memastikan manfaat kentang. Kentang juga mudah tumbuh di daratan Eropa. Namun, banyak yang tetap tidak peduli.

Sampai ketika Antoine Augustin Parmentier (1737-1813), seorang ahli farmakologi dan agronomi Prancis, diberi kesempatan untuk bereksperimen dan menanam kentang di taman istana Tuileries Raja Louis XVI pada tahun 1795. 

Pada masa revolusi Prancis, kentang dianggap milik rakyat dan sejak itu menjadi makanan popular di negara itu. Pada tahun 1815, kentang menjadi makanan pokok, terutama di wilayah utara Eropa.

Sampai di sini terlihat jelas bahwa asal-muasal kentang yang kita konsumsi sekarang berasal dari Peru, yang kemudian dibawa ke Eropa, lalu menyebar ke Amerika Serikat, Asia, dan sampai ke Indonesia. Mungkin karena dibawa oleh orang-orang Eropa, kita pun berpikir bahwa kentang adalah asli Eropa.

Menurut Badan Inovasi Agraria Nasional Peru, di negara itu ada 7408 jenis kentang. Dalam bahasa quechua, kentang disebut papa, dan kata ini dipakai di (hampir) seluruh Amerika Latin. 

Saat ini paling tidak ada tujuh jenis masakan terkenal yang dibuat dari kentang: causa rellena, papa rellena, papa a la huancana, carapulcra, ocopa araquipenya, pastel de papa, dan cau cau. 

Tambahan catatan, satu makanan asli masyarakat Inka yang masih bertahan hingga kini adalah chunyo, yaitu kentang yang dikeringkan. Chunyo tidak hanya ada di Peru, tetapi juga di negara-negara yang pernah dikuasai Inka.

Mexico City, 21 November 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun