Usaha propaganda untuk mengonsumsi kentang terus dilakukan, terutama kepada para raja dan pemegang wewenang. Para ahli botanik sudah memastikan manfaat kentang. Kentang juga mudah tumbuh di daratan Eropa. Namun, banyak yang tetap tidak peduli.
Sampai ketika Antoine Augustin Parmentier (1737-1813), seorang ahli farmakologi dan agronomi Prancis, diberi kesempatan untuk bereksperimen dan menanam kentang di taman istana Tuileries Raja Louis XVI pada tahun 1795.Â
Pada masa revolusi Prancis, kentang dianggap milik rakyat dan sejak itu menjadi makanan popular di negara itu. Pada tahun 1815, kentang menjadi makanan pokok, terutama di wilayah utara Eropa.
Sampai di sini terlihat jelas bahwa asal-muasal kentang yang kita konsumsi sekarang berasal dari Peru, yang kemudian dibawa ke Eropa, lalu menyebar ke Amerika Serikat, Asia, dan sampai ke Indonesia. Mungkin karena dibawa oleh orang-orang Eropa, kita pun berpikir bahwa kentang adalah asli Eropa.
Menurut Badan Inovasi Agraria Nasional Peru, di negara itu ada 7408 jenis kentang. Dalam bahasa quechua, kentang disebut papa, dan kata ini dipakai di (hampir) seluruh Amerika Latin.Â
Saat ini paling tidak ada tujuh jenis masakan terkenal yang dibuat dari kentang: causa rellena, papa rellena, papa a la huancana, carapulcra, ocopa araquipenya, pastel de papa, dan cau cau.Â
Tambahan catatan, satu makanan asli masyarakat Inka yang masih bertahan hingga kini adalah chunyo, yaitu kentang yang dikeringkan. Chunyo tidak hanya ada di Peru, tetapi juga di negara-negara yang pernah dikuasai Inka.
Mexico City, 21 November 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H