Mohon tunggu...
Evi Siregar
Evi Siregar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen-peneliti

Bekerja di sebuah universitas negeri di Mexico City.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kalau di Amerika Ada Black Friday, di Meksiko Ada El Buen Fin

13 November 2021   12:05 Diperbarui: 14 November 2021   01:40 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena rumetnya hari itu, banyak orang menyebutnya "Black Friday", yang terutama merujuk pada kemacetan kota. Akan tetapi, mengingat kata black memiliki konotasi negatif, ada beberapa usaha untuk menamai hari itu "Big Friday". Sayangnya, istilah ini rupanya kurang menggigit.

Pada tahun 80an "muncul persepsi baru" tentang tulisan berwarna hitam dan merah, yang dalam dunia tata buku angka-angka yang ditulis dengan warna hitam berarti keuntungan dan merah berarti hutang. 

Dan, keuntungan yang dicapai dalam penjualan hari Jumat itu membuat angka-angka merah (red) menjadi hitam (black). Sejak itu, kata black memiliki arti yang positif dan istilah Black Friday pun dipakai secara resmi. Pada perkembangan selanjutnya, Black Friday menjadi sebuah program nasional di Amerika Serikat.

Penjualan yang dicapai pada program Black Friday memang luar biasa. Hal ini menyebabkan banyak toko akhirnya menawarkan potongan harga bahkan dari satu hari sebelumnya sampai dua hari sesudahnya.

Melihat kesuksesan program Black Friday (sebagai contoh, total uang yang dibelanjakan para konsumen pada tahun 2010 mencapai 45 miliar dolar amerika), mulai tahun 2010 banyak negara meliriknya, salah satunya adalah Meksiko.

Mengapa? Pada saat itu Meksiko sedang mencari alternatif-alternatif untuk mendongkrak ekonomi negara akibat krisis keuangan internasional 2008. Menurut Komisi Ekonomi untuk Amerika Latin dan Karibia, pada semester pertama tahun 2008, inflasi meningkat dari rata-rata 4% pada tahun 2007 menjadi 5,1% pada tahun 2008.

Pada tahun 2009 ekonomi Meksiko makin memburuk, bahkan banyak yang menyebutnya sebagai krisis ekonomi terburuk selama 70 tahun terakhir. Pada paruh kedua triwulan 2009, angka GDP jatuh sampai 9,4% dan pungutan pajak negara pada tahun itu turun 20%. 

Masih belum terhapus dari ingatan, kala itu Meksiko dirundung pandemi flu babi yang mengharuskan Meksiko (terutama Mexico City) menghentikan segala kegiatan.  

Pada tahun 2011 akhirnya pemerintah Meksiko bersama sektor swasta meluncurkan program El Buen Fin, yang diselenggarakan pada tanggal 18-21 November 2011. Selain diharapkan dapat menghidupkan ekonomi negara, juga agar penduduk dapat berbelanja dengan harga yang lebih murah.

Program ini didukung berbagai instansi pemerintah dan swasta, mulai dari Kementrian Ekonomi, Dirjen Pajak, Kadin, Kementrian Jasa dan Pariwisata, Asosiasi Perbankan Meksiko, Asosiasi Pengusaha Meksiko, Asosiasi Pengusaha Ritel Meksiko, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Meksiko, dan lain-lain.  

Meksiko jelas-jelas mencontoh program Black Friday di Amerika Serikat. Program El Buen Fin juga diselenggarakan pada bulan November. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun