“Festival batik tahun ini tetap mengesankan, karena kami memperkenalkan topeng kain batik. Kalau pakaian yang dipersembahkan pada acara itu adalah milik setiap anggota IDN Taiwan, topeng kain batik kami buat sendiri dari potongan-potongan kain batik.
Awalnya pihak museum menolak ide menggunakan topeng batik. Namun, setelah saya jelaskan mereka menerimanya. Membuat topeng kain batik, sama seperti membuat batik, harus sabar,” kata Kartika Dewi.
Ketika ditanyakan tentang kendala yang dihadapi, mereka menjawab bahwa masalah terbesar adalah birokrasi, yang kadang memperlambat proses persiapan.
Kegiatan festival batik ini dapat terwujud, selain karena dukungan dari seluruh keluarga besar IDN Taiwan yang tersebar dari utara (Taipei) sampai ke selatan (Kaoshiung), juga dibantu pihak KDEI Taipei.
Hal lain yang berhasil dicapai IDN Taiwan pada tahun ini adalah dapat berpartisipasi pada acara Bulan Indonesia yang diselenggarakan National Palace Museum (Southern Branch) sepanjang bulan Oktober.
“Kami bangga bisa tembus ke salah satu museum terbesar di Taiwan, yang mana museum tersebut berada langsung di bawah lembaga kepresidenan.”
“Ternyata, kalau kita bersatu, kita bisa membuat sesuatu yang besar. Kegiatan-kegiatan seperti ini sangat penting, bukan semata untuk promosi kebudayaan, melainkan juga sebagai sebuah warisan yang harus diteruskan kepada anak cucu kita yang hidup di luar negeri.
Mereka harus diikutsertakan secara aktif dalam kegiatan-kegiatan seperti ini, agar tradisi kita terus hidup di hati dan pikiran mereka,” ungkap Kartika Dewi menutup pembicaraan.
*) Catatan: Penulis adalah koordinator Public Relation IDN Global periode 2021-2023.