Mohon tunggu...
Evi Siregar
Evi Siregar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen-peneliti

Bekerja di sebuah universitas negeri di Mexico City.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Para Diaspora Indonesia di Taiwan Perlu Mendapat Acungan Jempol

20 Oktober 2021   09:47 Diperbarui: 21 Oktober 2021   08:30 1336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, program pemerintah kebanyakan difokuskan pada hubungan antar-pemerintah, G to G. Nah, kita, diaspora Indonesia, ada pada tingkat P to P, antar-masyarakat,” ungkap Kartika Dewi, diaspora Indonesia di Taiwan yang sangat aktif melakukan promosi kebudayaan Indonesia, yang juga anggota IDN Global 2021-2023.

Mengapa pemerintah dan masyarakat Taiwan tertarik pada festival batik?

“Pemerintah Taiwan dan LSM di sini selalu mendukung kegiatan warga asing untuk memperkenalkan kebudayaan mereka. 

Ada satu kebijakan pemerintah yang namanya New South-bound Policy, yang mendorong warganya untuk lebih mengenal negara-negara asing termasuk kebudayaannya. Saya melihat Kementerian Kebudayaan Taiwan melalui Museum Nasional Taiwan sangat mendukung kebijakan tersebut,” demikian penjelasan Kartika Dewi.

“Jadi tak heran jika antusias masyarakat Taiwan yang ingin mengenal lebih dalam kebudayaan Indonesia begitu tinggi. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh IDN Taiwan yang  selalu ingin menampilkan sesuatu yang unik, sesuatu yang berbeda dari yang lainnya, secara berkala,” katanya menambahkan.

Lalu, bagaimana muncul ide membuat festival batik di Taiwan?

Ketika IDN Taiwan menyelenggarakan acara Afternoon with Angklung di Taipei Fine Art Museum, pada tahun 2017, para diaspora Indonesia datang memakai batik yang coraknya beragam dan indah. 

Kebetulan salah satu yang hadir di situ adalah perwakilan dari Museum Nasional Taiwan. Ia sangat terkesan dengan batik-batik yang dipakai para diaspora Indonesia.

Melihat antusias perwakilan dari Museum Nasional Taiwan, Kartika Dewi, yang waktu itu memimpin acara Afternoon with Angklung, langsung melontarkan ide membuat kerjasama dengan Museum Nasional Taiwan untuk menyelenggarakan sebuah acara bertemakan batik.

Pucuk dicinta, ulam tiba. Perwakilan dari Museum Nasional Taiwan tersebut menerima usul Kartika Dewi. Mereka bersedia menjadi partner IDN Taiwan untuk penyelenggaraan acara tersebut.

Tak lama setelah itu, para anggota IDN Taiwan segera berkumpul dan berdiskusi untuk merealisasikan percakapan-percakapan di Taipei Fine Art Museum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun